PROMOSI KESEHATAN DI SEKOLAH



2.1 Promosi Kesehatan
2.1.1 Pengertian
Promosi Kesehatan merupakan revitalitas pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seeorang.  Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang di rancang untuk membawa perbaikan berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non fisik , sosiall, budaya, ekonomi politik dan sebagainya.

2.1.2 Strategi Promosi Kesehatan
            Untuk dapat mewujudkan promosi kesehatan, diperlukan suatu strategi yang baik. Strategi adalah cara yabg digunakan dalam mencapai apa yang diinginkan dalam, promosi kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lain seperti pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, status gizi masyarakat, pelayanan kesehatan ,dan lain sebagainya. Strategi ini diperlukan dalam mewujudkan visi dan misi dari promosi kesehatan. Adapun strategi yang digunakan dalam mewujudkan promosi kesehatan di antaranya adalah dengan strategi global. Berikut ini adalah tiga stategi global.
1.    Advokasi (Advocacy).
Kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat dengan membuat keputusan  (decision maker)dan penentu kebijakan (policy maker) dalam bidang kesehatan maupun sector lain di luar kesehatan yang mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Dengan demikian,  para pembuat keputusan akan mengadakan atau mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam, bentuk peraturan, undang-undang, instrruksi yang diharapkan menguntungkan bagi kesehatan masyarakat umum. Strategi ini akan berhasil jika sasarannya tepat dan sasaran advokasi ini adalah para pejabat eksklusif dan legislative, para pejabat pemerintah, swasta, pengusaha,dll. Bentuk dari advokasi berupa lobbying melalui pendekatan atau pembicaraan-pembicaraan formal atau informal terhadap para pembuat keputusan,  penyajian isu-isu atau masalah-masalah kesehatan yang mempengaruhi kesehatan masyarakat setempat, dan seminar-seminar kesehatan.
2.    Dukungan Sosial (Social Support)
Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat antara lain dari berasal dari unsur informal (tokoh agama dam tokoh adat yang mempunyai pengaruh di masyarakat), unsure formal (petugas kesehatan, pejabat pemerintah, dan petugas kesehatan). Dengan adanya dukungan dari pihak pengelola program kesehatan dan masyarakat. Sehingga jika dua unsure tersebut sudah mrempunyai perilaku sehat maka akan mudah ditiru oleh anggota masyarakat yang lain.
3.    Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment Community)
Pemberayaan masyarakat dibutuhakan dalam kaitannya supaya masyarakat mempunyai kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya ini dapat dilakukan melalui penyuluhan kesehatan, pengiorganisasian pembangunan masyarakat, dalam bentuk pelatihan keterampilan dalam rangka meningkatkan pendapatan  masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat lebih pada kegiatan penggerakan masyarakat untuk kesehatan seperti dana sehat, pengobatan gratis, dan lain sebagainya. Kegiatan ini sering disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan.


2.2 Promosi Kesehatan Sekolah
2.2.1 Arti Promosi Kesehatan Sekolah
Promosi kesehatan di sekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama
1.    penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
2.    pemeliharaan dan pelayanan di sekolah,
3.    upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS.
Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak 25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok umur 13-15 thn berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667 anak (86,5%) aktif dalam sekolah (sumber: Depdiknas,2007). Dari segi populasi, promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat umum/keluarga. Apabila promosi kesehatan ditujukan pada usia sampai dengan 12 tahun saja, yang berjumlah sekitar 25 juta, maka mereka akan mampu menyebarluaskan informasi kesehatan kepada hamper 100 juta populasi masyarakat umum yang terpajan promosi kesehatan.
Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.
Dalam promosi kesehatan sekolah, keluarga anak sekolah dapat dipandang sebagai 2 aspek yaitu
1.    sebagai pendukung keberhasilan program promosi kesehatan di sekolah (support side)
2.    sebagai pihak yang juga memperoleh manfaat atas berlangsungnya promosi kesehatan di sekolah itu sendiri (impact side)
Pada segi pendukung keberhasilan, promosi kesehatan di sekolah seringkali akan lebih berhasil jika mendapat dukungan yang memadai dari keluarga si murid. Hal terkait dengan intensitas hubungan antara anak dan keluarga, dimana sebagian besar waktu berinteraksi dengan keluaraga lebih banyak. Pada segi pihak yang turut memperoleh manfaat, peran orang tua yang memadai, hangat, membantu serta berpartisipasi aktif akan lebih menjamin keberhasilan program promosi kesehatan. Sebagai contoh bila di sekolah dilakukan kampanya perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun kemudian dirumah orang tua juga menyediakan fasilitas CTPS, maka perilaku anak akan lebih lestari (sustainable). Bentuk dukungan orang tua ini meyakinkan bahwa tindakan cuci tangan pakai sabun merupakan tindakan yang benar, baik di sekolah maupun di rumah.

2.2.2    Strategi Promosi Kesehatan sekolah
WHO mencanangkan lima strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
a.    Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangat ditentukan oleh dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan kepentingan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan upaya-upaya advokasi untuk menyadarkan akan arti penting program kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana untuk kegiatan

b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi jalannya programpromosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumber daya yang ada, serta memaksimalkan investasi dalam pemanfaatan untuk melakukan promosi kesehatan.

c. Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan di sekolah harus dapat dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus diyakini dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan di sekolah. Dukungan berbagai sektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program promosi kesehatan sekolah

d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.

e. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan akses untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi peningkatan PHBS siswa sekolah.

2.2.3    Ciri Sekolah Promosi Kesehatan
Menurut WHO terdapat enam ciri-ciri utama dari suatu sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
1.    Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi di masyarakat
2.    Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan sehat dan aman, meliputi :
a.  Sanitasi dan air yang cukup
b.  Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
c.   Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan yang berbahaya
d.  Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan saling percaya
e.  Pekarangan sekolah yang aman
f.    Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3.    Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :
a.  Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial
b.  Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orangtua
4.     Memberikan akses untuk di laksanakannya pelayanan kesehatan di sekolah, yaitu :
a.  Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana
b.  Kerjasama dengan Puskesmas setempat
c.   Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan “keamanan” makanan
5.    Menerapkan kebijakan dan upaya di sekolah untuk mempromosikan dan meningkatkan kesehatan, yaitu :
a.  Kebijakan yang di dukung oleh staf sekolah termasuk mewujudkan proses belajar
b.  mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh
c.   masyarakat sekolah
d.  Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh siswa
e.  Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba termasuk alcohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan
6.    Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan :
a.  Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
b.  Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.

Untuk itulah sekolah harus menjadi suatu “tempat” yang dapat meningkatkan/mempromosikan derajat kesehatan peserta didiknya. Konsep inilah yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia di sebut dengan menciptakan “Health Promotion School” atau sekolah promosi kesehatan. Dapat dikatakan program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan dengan baik pada sekolah tersebut.
Pada dasarnya, setiapnya sekolah memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai situasi dan kondisinya masing-masing dalam mewujudkan “Sekolah Promosi Kesehatan”. Namun yang terpenting adalah bagaimana ia dapat menggunakan “kekuatan organisasinya” secara optimal untuk dapat meningkatkan kesehatan masyarakat sekolah.

2.2.4. Permasalahan Program Promosi Kesehatan Sekolah
Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pembinaan dan pengembangan program promosi kesehatan di sekolah ialah :
1.     Perilaku hidup bersih dan sehat belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping itu ancaman sakit terhadap murid sekolah masih cukup tinggi dengan adanya penyakit endermis dan kekurangan gizi.
2.     Masalah kesehatan anak usia sekolah yang masih banyak terjadi di Indonesia antara lain :
·       Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan air bersih
·       Meningkatnya pecandu narkoba dan remaja yang merokok
·       Kesehatan reproduksi remaja
3.     Peningkatan sumberdaya manusia
·      Kurangnya guru yang menangani program promosi kesehatan di sekolah
·      Kader kesehatan sekolah perlu dilatih dalam bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan
4.     Terbatasnya sarana dan prasarana program promosi kesehatan di sekolah
5.     Pencatatan dan pelaporan yang masih lemah
6.     Kurang lancarnya koordinasi, informasi, sinkronisasi dan sosialisasi
7.     Dukungan kelembagaan dan program terutama dalam hal perlunya institusi yang jelas menangani program kesehatan di sekolah dan pentingnya penetapan standar pelayanan minimum.

2.2.5 Jenis Kegiatan Program Promosi Kesehatan di Sekolah
Beberapa jenis kegiatan yang dapat di lakukan pada Program Promosi Kesehatan Sekolah, adalah:
1.     Penyuluhan kelompok di kelas
2.     Penyuluhan perorangan (penyuluhan antar teman/peer group education)
3.     Pemutaran film/video
4.     Penyuluhan dengan media panggung boneka
5.     Penyuluhan dengan metode demonstrasi
6.     Pemasangan poster, Pembagian leaflet
7.     Kunjungan/wisata pendidikan
8.     Kunjungan rumah
9.     Lomba kebersihan kelas, Lomba kebersihan perorangan/murid
10.  Lomba membuat poster, Lomba menggambar lingkungan sehat
11.  Lomba cepat tepat
12.  Kegiatan pemeliharaan dan membersihkan jamban sekolah
13.  Penyuluhan terhadap warung sekolah, pedagang sekitar sekolah
14.  Kegiatan penghijauan di sekitar sumber air
15.  Pelatihan guru UKS
16.  Pelatihan siswa/kader UKS
17.  Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
18.  Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
19.  Penggalakan cuci tangan dengan sabun
20.  Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan individu, dan kesehatan masyarakat
21.  Program pemberantasan kecacingan
22.  Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
23.  Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
24.  Kampanye, “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
25.  Pengembangan tanggung jawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang terlibat di sekolah, mencakup:
·           Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian tugas guru pembina dan Komite Sekolah
·           Meningkatkan peranan murid dalam mempengaruhi keluarganya.






Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer