JAMUR DAN KESEHATAN
2.1
Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya.
Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler
membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur
kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun
jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah
Gbr. Hifa yang membentuk miselium
dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang
atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati
ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya
mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan
dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2.2. Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun,
berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan.
Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui
hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena
jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu
diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat
parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a.
Parasit obligat
merupakan sifat jamur
yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat
hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru
penderita AIDS).
b.
Parasit fakultatif
adalah jamur yang
bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit
jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c.
Saprofit
merupakan jamur pelapuk
dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya
dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian
besar jamur saprofit
mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan
organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan
simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan
dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi
simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza,
yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan
dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,
beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air.
Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan
dari kelas Oomycetes.
2.3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual,
jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan
biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat
sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora
aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat
yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan
sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah
plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak
melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau
miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan
meiosis.
2.4. Peranan Jamur
Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat
banyak, baik peran yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang
menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a.
Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga
mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a.
Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit rebah
semai.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
b. Phythophthora inf'estan menyebabkan penyakit pada daun tanaman kentang.
c.
Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-paru manusia.
f.
Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan
pada manusia.
2.5.
Beberapa Jenis Jamur Penyebab Infeksi Susunan Saraf Pusat
1.
Cryptococcus neofarmans
Cryptococcus neofarmans adalah jamur
seperti ragi (yeast like fungus) yang ada dimana-mana di seluruh dunia. Jamur
ini menyebabkan penyakit jamur sistemik yang disebut cryptococcosis, dahulu
dikenal dengan nama Torula histolitica. Jamur ini paling dikenal sebagai
penyebab utama meningitis jamur dan merupakan penyebab terbanyak morbiditas dan
mortalitas pasien dengan gangguan imunitas. Cryptococcus neofarmans dapat itemukan pada kotoran burung (terutama
merpati), tanah, binatang juga pada kelompok manusia (colonized human).
Gejalanya seperti meningitis klasik yang
melibatkan meningitis secara difus. Dengan adanya AIDS, insiden cryptococcal
meningitis meningkat drastis. Di Amerika, meningitis ini termasuk lima besar
penyebab infeksi oportunistik pada pasien AIDS.
a.
Mikologi
Cryptococcus neofarmans merupakan yeast
like fungus. Pada jaringan yang terinfeksi organisme ini membentuk kapsul
polisakarida yang merupakan antigenpenting yang dapat mempengaruhi tubuh host.
Kapsul ini terdiri dari empat serotipe antigen yang telah dapat diisolasi yaitu
A,B,C dan D. Berdasarkan antigen kapsul ini Cryptococcus neofarmans dibagi
menjadi dua subgroup, V.neofarmans var neofarmans (serotipe A dan D) dan
C.neofarmans var gatti (serotipe B dan C). Serotipe A merupakan serotipe yang
paling sering diisolasi dan yang terutama di Amerika. Serotipe D biasanya
ditemukan di Eropa, B dan C ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Pada
pasien AIDS serotipe yang paling sering ditemukan aialah serotipe B dan C. Serotipe
B dan C dapat pula menginfeksi manusia (nonimmunosupressant host) dan lebih
banyak menginvasi parenkim otak menyebabkan lesi massa yang disebut toruloma. Isolasi
jamur dapat dilakukan dengan membuat sediaan cairan serebrospinal yang dicampur
dengan tinta India kemudian diperiksa pada mikroskop. Ukuran diameter yeast 4-6
μm dengan kapsul berukuran 1-30 μm. Jika pemeriksaan ini dilakukan dengan
hati-hati maka dapat positif pada lebih kurang setengah kasus meningitis
cryptococcal, dan lebih tinggi pada penderita AIDS. Perhitungan kwantitatif
pasien meningitis daro 103-107 count forming unit (CFU) perdarahan milimeter
cairan serebrospinal.
b.
Patogenesis dan Patofisiologi
Infeksi pertama terbanyak terjadi akibat
inhalasi yeast dari lingkungan sekitar. Pada saat dalam tubuh host Cryptococcus
membentuk kapsul polisakarida yang besar yang resisten terhadap fagositosis.
Produksi kapsul distimulasi oleh konsentrasi fisiologis karbondioksida dalam
paru. Keadaan ini menyebabkan jamur ini beradaptasi sangat baik dalam host
mamalia. Reaksi inflamasi ini menghasilkan reaksi kompleks primer paru kelenjar
limfe (primary lung lymp node complex) yang biasanya membatasi penyebaran
organisme.Kebanyakan infeksi paru ini tanpa gejala, tetapi secara klinis dapat
terjadi seperti gejala pneumonia pada infeksi pertama dengan gejala yang
bervariasi beratnya. Keadaan ini biasanya membaik perlahan dalam beberapa
minggu atau bulan dengan atau tanpa pengobatan. Pada pasien lainnya dapat
terbentuk lesi pulmonar fokal atau nodular.
Cryptococcus dapat dorman dalam paru
atau limfenodus sampai pertahanan host melemah. Cryptococcus neofarmans dapat
menyebar dari paru dan limfenodus torakal ke aliran darah terutama pada host
yang sistem kekebalannya terganggu. Keadaan ini dapat terjadi selama infeksi
primer atau selama masa reaktivasi bertahun-tahun kemudian. Jika terjadi
infeksi jauh, maka tempat yang paling sering terkena adalah susunan saraf
pusat. Keadaan dimana predileksi infeksi ini terutama pada ruang subarakhnoid,
belum dapat diterangkan.
Ada beberapa faktor yang berperanan
dalam patogenesis infeksi Cryptococcus neofarmans pada susunan saraf pusat.
Jamur ini mempunyai beberapa fenotif karakteristik yang diaktakan berhubungan
dengan invasi pada susunan saraf pusat seperti, produksi phenoloxidase, adanya
kapsul polisakarida,dan kemampuan untuk berkembang dengan cepat pada suhu tubuh
host.Informasi terakhir mengatakan bahwa melanin bertindak sebagai antioksidan
yang melindungi organisme ini dari mekanisme pertahanan tubuh host. Faktor karakteristik
lainnya yaitu kemampuan kapsul untuk melindungi jamur dari pertahanan tubuh
terutama fagositosis dankemampuan jamur untuk hidup dan berkembang
pada
suhu tubuh manusia.
c.
Patologi
Ada tiga pola dasar infeksi jamur pada
susunan saraf pusat yaitu, meningitis kronis,vaskulitis daninvasi
parenkimal.pada infeksi Cryptococcal jaringan otak menunjukkan adanya
meningitis kronis pada leptomeningen bsal yang dapat menebal dan mengeras oleh
reaksi jaringan penyokong dan dapat mengobstruksi aliran likuor dari foramen
Luschka dan Magendi sehingga terjadi hidrosefalus. Pada jaringan otak terdapat
substansi gelatinosa pada ruang subarakhnoid dan kista kecil didalam parenkim y
terletak terutama pada ganglia basilis pada distribusi arteri lentikulostriata.
Lesi parenkimal terdiri dari agregasi atau gliosis. Infiltrat meningen terdiri
dari sel-sel ingflamasi dan fibroblast yang bercampur dengan Cryptococcus.
Bentuk granuloma tidak sering ditemukan pada beberapa kasus terlihat reaksi
inflamasi kronis danreaksi granulomatosa sama dengan yang terlihat pada
M.tuberculosa dengan segala bentuk komplikasinya.
Menurut Prockop,perubahan susunan saraf
pusat termasuk infiltrasi meningen oleh sel mononuklear dan organisma.
Organisma ini dapat tersebar pada parenkim otak dengan reaksi inflamasi yang
minimal atau tanpa reaksi inflamasi. Kadang-kadang terdapat abses pada jaringan
otak dan granuloma pada meningen otak dan medula spinalis.
Gejala klinis infeksi jamur pada susunan
saraf pusat tidak spesifik seperti akibat infeksi bakteri. Pasien paling sering
mengalami gejala sindroma meningitis atau sebagai meningitis yang tidak ada
perbaikan atau semakin progresif selama observasi (paling kurang empat minggu).
Manifestasi klinis lainnya berupa
kombinasi beberapa gejala seperti demam, nyeri kepala, letargi, confise, mual,
muntah, kaku kuduk atau defisit neurologik. Sering kali hanya satu atau dua
gejala utama yang dapat ditemukan pada gejala awal. Misalnya pasien datang ke
klinis hanya dengan keluhan demensia subakut tanpa gejala lainnya. Waktu
terjadinya penyakit sangat vital dan penting dalam mempertimbangkan diagnosis
meningitis jamur. Beberapa kasus sebagai meningitis akut,kebanyakan subakut dan
beberapa kronis.
Gambaran klinis selain meningitis yang
sering ditemukan yaitu gambaran ensefalitis. Sering kali pasien didagnosa
sebagai meningitis TBC sampai akhirnya ditemukan diagnosa yang benar dengan
ditemukannya jamur dalam serebrospinal. Diagnosa meningitis jamur dapat
ditegakkan dengan kultur dalam medium sabouraud. Granuloma besar pada serebrum,
serebrum atau batang otak memberikan gejala seperti space occupaying lesion
lainnya. Diagnosa granuloma dapat ditegakkan dari pemeriksaan CT scan dan MRI.
d.
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala
klinis dan pemeriksaan tambahan seperti, laboratorium cairan serebrospinal.
Gambaran cairan serebrospinal infeksi Cryptococcus sama dengan meningitis
tuberkulosa. Tekanan biasanya meningkat terdapat peningkatan jumlah sel dari
10-500 sel/mm3. protein meningkat dan glukosa menurun biasanya sekitar 15- 35
mg. Diagnosa dapat dibuat dengan menemukan organisme ini dalam cairan
serebrospinal dengan pewarnaan tinta India, kultur dalam media sabouraud dan
berasarkan hasil inokulasi pada hewan percobaan. Jamur ini juga dapat dikultur
dari urine, darah, fases, sputum dan sum-sum tulang. Pemeriksaan antigen
Cryptococcus pada serum dan cairan serebrospinal dapat menegakkan diagnosa,
dapat dikultur dari urine, darah, feses, sputum dan sum-sum tulang.
e.
Terapi
Terapi dengan amphotericin B memperlihatkan
hasil yang baik. Amphotericin B diberikan tiap hari intravena dengan dosis 0,5
mg/kg,diberikan enam sampai sepuluh minggu, tergantung dari perbaikan klinis
danekmbalinya cairan serebrospinal kearah normal. Peneliti lain memberikan
amphotericin B dengan 5-flurocytosine 150 mg/kg perhari (dalam 4 dosis).
Kombinasi ini memberikan hasil yang lebih baik.
f.
Prognosa
Pada pasien yang tidak diobati, biasanya
fatal dalam beberapa bulan tetapi kadang-kadang menetap sampai beberapa tahun
dengan rekuren,remisi dan eksaserbasi. Kadang-kadang jamur pada cairan
serebrospinal ditemukan selama tiga tahun atau lebih. Telah dipalorkan beberapa
kasus yang sembuh spontan.
2.
Mucormycosis
Serebral mucormycosis (phycomycosis)
adalah penyakit akut, jarang dapat disembuhkan yang disebabkan oleh jamur klas
phycomycetae khususnya genera rhizopus. Jamur ini terdapat diseluruh dunia pada
tumbuhan busuk, pupuk dan makanan yang mengandung banyak gula. Infeksi pada
manusia hampir selalu terjadi pada pasien yang mempunyai penyakit utama
termasuk diabetes melitus yang tidak terkontrol, keganasan darah, lymfoma,
keadaan imunosupresif, penggunaan antibiotik jangka panjang dan penggunaan sitostatik.
Jamur ini masuk ke dalam tubuh manusia
yang rentan melalui hidung menyebabkan sinusitas dan sellulitis orbitalis,
kemudian penetrasi ke arteri dan terjadi trombosis arteri oftalmika danar
karotis interna dan selanjutnya menyerang vena dan saluran linfe. Dapat terjadi
penyakit yang desiminata pada mata, serebral,paru danintestinal.
Gejala klinis biasanya dimulai dengan
tanda-tanda infeksi sinus paranasalis seperti hidung tersumbat, sekret dari
hdung kadang-kadang berdarah, nyeri pada daerah sinus dan demam. Jika tidak
diobati, penyakit ini akan menyebar keotak melalui lamina kribriformis atau setelah
terlibatnya tulang tengkorak. Kemudian terjadi gejala-gejala lobus frontalis
dan meningen basalis bersama dengan penurunan kesadaran drowsyness nyeri
kepala, perubahan status mental. Gejala neurologis yang sering terjadi yaitu
proptis,kelumpuhan mata dan hemiplegi yang mana keadaan ini berhubungan dengan
terlibatnya arteri arteri orbitalis dan karotis danjaringan disekitarnya.
Organisme ini dapat menginvasi meningen atau dapat menembus otak sehingga
menimbulkan ensefalitis jamur dan dapat menyebabkan Infark dan perdarahan otak.
Beberapa hifa terdapat didalam trombus dandinding pembuluh darah dan sering
sekali masuk ke dalam perinkim sekitarnya.Biasanya penyakit ini cepat berakibat
fatal dalam beberapa hari atau minggu. Diagnosa penyakit in ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan sputum, cairan serebrospinal atau eksudat jaringan sinus
paranasalis. Kultur rhizopus dapat membantu tapi bukan merupakan diagnostik
oleh karena kebanyakan merupakan kontaminan.
Terapi terdiri dari pemberian
Amphotericin B dan kontrol faktor predisposisi seperti diabetes melitus. Juga
diperlukan drainase lokal dan operasi jaringan nekrotik secepatnya untuk
mencegah penyebaran penyakit.
3.
Candidiasis (moniliasis)
Spesies candida merupakan suatu flora
mikrobial yang normal terdpat dalam tubuh manusia. Candidiasis kemungkinan
merupakan infeksi jamur oportunistik terbanyak. Infasi ke susunan saraf pusat
sebenarnya sangat jarang kecuali terjadi kerusakan sistem kekebalan tubuh host.
Banyak factor yang menunjang terjadinya infeksi candida seperti terapi
antibiotik spectrum luas, luka bakar berat, nutrisi parental total,
prematuritas, keganasan pemasangan kateter, terapi kortikosteroid, neutropenia,
operasi abdomen, diabetes mellitus, dan penggunaan obat parenteral yang tidak
semestinya (parentral drug abuse)
Bentuk patologi infeksi susunan saraf
pusat oleh candida berupa penyebaran mikro abses intraparenkimal, granuloma
nonkaseosa, abses besar, meningitis dari ependimitis. Pada kebanyakan kasus
diagnosis belum dapat ditegakkan pada saat pasien masih hidup, kemungkinan oleh
karena sukarnya menemukan organisme pada cairan serebrospinal .
4.
Aspergilosis
Aspergilosis fumigatus dan A.flavus
dapat menyebabkaninf susunan saraf pusat manusia. Hal ini terjadi melalui
penyebaran langsung dari sinus paranasalis atau setelah traumakapitis, operasi
lumbal fungsi, atau melalui penyebaran hematogen pada orang dengan gangguan
imunitas terutama yang mengalami neutropenia dalam jangka waktu yang lama.
Penulis lain menyatakan bahwa infeksi jamur ini terutama jika terjadi sinusitis
kronis (khususnya spenodialis) dengan osteomielitis basis tengkorak atau akibat
komplikasi otitis dan masstoiditis.
Manifestasi klinis penyakit ini berupa
gangguan nevrus kranialis pada sekitar daerah infeksi, abses serebri, granuloma
kranial dan spinal pada duramater. Keadaan ini tidak bermanifestasi sebagai
meningitis. Pada beberapa kasus penyakit ini didapat di rumah sakit ditandai
dengan adanya gejala infeksi paru yang tidak mempan terhadap antibiotik.
Diagnosis biasanya ditegakkan dengan melakukan biopsi atau dengan kultur.
Terapi anti jamur seperti ampotericin B dan kombinasi dengan limaflurocytosine
dan imidazole masih dipertanyakan keberhasilannya. Jika obat-obatan ini
diberikan setelah operasi pengeluaran materi yang terinfeksi, beberapa pasien
dapat disembuhkan.
5.
Coccodiodomycosis
Penyakit infeksi jamur ini banyak
didaerah Barat Daya Amerika. Biasanya hanya menyebabkan gejala influensa dengan
infiltrat pada paru sebagai pneumonia non bakterial. Keadaan ini dapat berlangsung
progresif menjadi diseminata termasuk infeksi pada meningen. Reaksi patologi
dan gambaran kliniknya pada meningen dan cairan serebrospinal sangat mirip
dengan meningitis tuberkulosa.
Terapi terdiri dari pemberian
ampotericin B intravena. Ada juga yang menganjurkan pemberian ampotericin B
intratekal. Pemberian melalui lumbal fungsi yaitu dengan campuran ampotericin B
dalam glukosa 10%, pasien dalam posisi kepala agak kebawah (head dowm position)
ampotericin B diberikan 3 kali seminggu selama 3 bulan, atau sampai sel pada
cairan serebrospinal kurang dari 10 mm3 dan complement fixing menghilang dari
cairan
likuor.
6.
Histoplasmosis
Histoplasma capsulatun terdapat pada
daerah ohio dandaerah lembah Missisipi tengah Amerika. Infeksi terjadi setelah
inhalasi spora. Kebanyakan pasien hanya memperlihatkan gejala yang minimal atau
tanpa gejala selama infeksi primer pada paru paru. Perkembangan penyakit yang
progresif (desimilata) terjadi pada penderita gangguan pertahanan tubuh (cell
mediated immune defence) setengah dari penderita dengan gejala diseminata
merupakan pasien dengan terapi imunosupresif, Lymphoma, lymphocytic leukimia,
gangguan limfa atau AIDS. Jika terjadi keaadaan disseminata , lokasi yang
terutama adalah susunan saraf pusat.
Terapi yang dianjurkan adalah pemberian
ampotericin B intravena 50 mg/hari pada orang dewasa dan 1 mg/kgBB/hari pada
anak-anak dengan berat badan kurang dari 50 kg, selama 6-12 minggu, dengan
dosis total sekitar 35 mg/kgBB. Terapi pemeliharaan (maintenance) diberikan 50-80
mg setiap 1 atau 2 minggu, untuk mencegah relaps pada penderita AIDS.
2.6. 10 Hal Yang perlu
di Perhatikan Terhadap Penyakit Jamur
1. Penyakit jamur ada di mana-mana.
Benar. Jamur yang menyerang tumbuh manusia di mana-mana, di
alam bebas. Mungkin di toilet umum, di pasar, di terminal, di bioskop, yang
sewaktu-waktu bisa hinggap lalu bersarang pada kulit jika kita kurang bersih
menjaga kulit.
Jamur candida albicans, misalnya. Ini jamur yang sering
menyerang manusia. Selain bikin keputihan, jamur jenis ini juga acap tumbuh di
kulit selangkangan, di lipatan payudara, dan tentu bisa juga tumbuh di saluran
pencernaan, serta bagian tubuh lain. Jamur yang menyerang kulit bukan hanya
satu jenis.
Kita mengenal puluhan jenis jamur kulit, mulai dari yang
sederhana dan enteng, sampai jenis yang ganas. Gambaran penyakit jamur kulit
kurang lebih sama, namun jamur penyebabnya bisa berbeda-beda. Selain di kulit,
jamur juga mungkin tumbuh di bola mata. Ada penyakit jamur khusus pada bola
mata, dan jika berat bisa menimbulkan borok pada bola mata. Jamur jenis lain
tumbuh pada liang telinga, karena liang telinga kurang dijaga kebersihannya,
kebiasaan mengorek liang telinga dengan jari (yang tentu sudah tercemar jamur),
sehingga jamur tumbuh di sana.
Keluhannya gatal minta ampun. Awalnya disangka kotoran
telinga penyebab gatalnya, namun setelah diperiksa, ternyata ada jamurnya.
Seringkali liang telinga jadi lecet dan terbentuk bisul saking seringnya
dikorek-korek akibat hebatnya rasa gatal.
Jamur khusus ada yang yang menyerang paru-paru. Gejalanya
mungkin cuma batuk-batuk berbulan-bulan, dan tak sembuh diobati dengan cara
biasa. Baru dari foto rontgen paru-paru akan tampak gambaran khas yang
menunjukkan adanya jamur paru-paru.
Demikian pula jika jamur candida tumbuh di usus, sering
berakibat kondisi tubuh melorot untuk waktu lama, selain gangguanpencernaan tak
kunjung menyembuh, dan biasanya baru ketahuan setelah diperiksa tinja yang
ternyata ada jamurnya.
2. Penyakit jamur menular.
Ya, penyakit jamur menular. Tak ubahnya panu, dan panu
memang tergolong jamur juga, semua penyakit jamur menular. Ada jamur kulit yang
berpindah dari kulit jamuran ke kulit sehat lewat persinggungan kulit, ada juga
yang lewat spora, lewat udara, dan lewat hubungan seks, atau pada bagian lain
tubuh sendiri.
Jamur yang tumbuh di kulit pipi kemungkinan tertular lewat
bantal tidur bekas pasien jamur kulit pipi. Jamur di leher, dada, atau perut,
kemungkinan lewat pakaian bekas pengidap jamur kulit. Jamur di jemari tangan,
sekitar tangan, kemungkinan tertular lewat bersalaman. Dan jamur keputihan pada
wanita, sering menjalar sampai ke kulit selangkangan. Jemari yang habis
menggaruk kulit berjamur dapat memindahkan penyakit jamurnya ke kulit sehat
lainnya.
3. Jamur kulit sukar sembuh?
3. Jamur kulit sukar sembuh?
Umumnya penyakit jamur kulit berlangsung menahun. Diobati,
mereda, lalu kambuh lagi, seolah sukar sembuh. Namun sesungguhnya tidak
demikian. Umumnya, pertama, lantaran jamur kulit tidak diobati sampai tuntas,
dan kedua, karena salah memilih obat antijamur. Mungkin jamur kulit dianggap
eksim. Kita tahu obat jamur berbeda dengan obat eksim. Jika eksim diobati
sebagai jamur, tentu tidak menyembuhkan. Begitu juga jika penyakit jamur
diobati sebagai eksim.
Hal lain, sebagaimana halnya eksim, selama pengobatan
sebaiknya tidak berkontak dengan bahan atau zat kimiawi yang bersifat iritatif
terhadap kulit, seperti sabun cuci, deterjen, dan bahan kimiawi dalam obat
gosok, minyak wangi, krim obat, dan apa pun zat lainnya yang dioleskan pada
kulit.
Jika eksim maupun jamur kulit masih terus berkontak dengan
bahan atau zat kimiawi, selain akan menghambat proses penyembuhan, penyakit
jamur kulitnya akan mudah kambuh, terutama di bagian-bagian kulit tersembunyi,
seperti di selangkangan, di sela jemari kaki, lipatan kulit yang lembab, di
bawah lipatan payudara, atau di lipatan bokong. Bagian-bagian kulit tersebut
selain lembab, sering tidak kering betul setiap kali habis mandi.
Air mandi atau air pembasuh tangan dan kaki yang masih
tertinggal di bagian kulit tubuh tertentu mengundang masuk jamur kulit. Kita
menyebutnya kutu air. Padahal bukan betul-betul kutu, melainkan kapang jamur
yang menyukai bagian kulit yang sering dibiarkan basah dan lembab.
4. Jamur kulit bukan eksim.
4. Jamur kulit bukan eksim.
Eksim dan jamur kulit sepintas kelihatan sama, namun
sesungguhnya berbeda. Dengan melihat saja, dokter bisa memastikan apakah itu
eksim ataukah jamur kulit. Namun, acap terjadi eksim tidak sepenuhnya
menampakkan gambaran penyakit eksim, karena sudah sejak awal diobati secara
tidak tepat. Pemberian obat salep, krim, atau cairan lotion obat yang tidak
tepat akan memperburuk penyakit kulit asalnya. Selain tidak spesifik gambaran
penyakit kulitnya, pengobatannya tidak sederhana lagi.
Mungkin sudah terjadi infeksi, selain kelainan kulitnya
bertambah parah. Demikian pula halnya dengan jamur kulit. Jika dari awal salah
diberi obat, kelainan kulitnya jadi kacau, dan tentu tak sembuh-sembuh. Jamur
kulit yang diberi obat eksim akan tetap berkembang sebagai jamur kulit, kendati
mungkin keluhannya dirasakan mereda, padahal sesungguhnya belum sembuh.
Secara kasar, gambaran eksim itu bercorak aneka ragam pada
kulit yang terkena, namun batas kelainan kulitnya dengan kulit yang sehat tidak
begitu tegas. Sedang jamur kulit, corakannya tidak begitu beragam, namun batas
kelainan kulitnya tegas, menyerupai gambar peta bumi. Keduanya sering
menimbulkan kesan rancu, atau memang mengidap kedua-duanya. Ada eksim pada
awalnya, yang kemudian ditumpangi jamur kulit juga. Pada kasus demikian, selain
diberi obat eksim, perlu ditambah antijamurnya juga.
5. Pengobatan jamur jika sudah komplikasi.
Penyakit jamur yang salah diberi obat biasanya selain tidak
menyembuh, akibat sering digaruk, menimbulkan infeksi juga. Pada kulit yang
berjamur, terbentuk infeksi yang berarti ditumpangi kuman kulit juga. Pada
kasus demikian, infeksinya diobati dulu, baru setelah infeksinya mereda,
diobati jamur kulitnya. Jika tidak demikian, tidak bakal sembuh.
Adakalanya, jamur kulit yang sudah terinfeksi menimbulkan
semacam borok kulit. Jamur kulit yang tadinya kering menjadi basah, bernanah,
dan terasa nyeri selain gatal. Pada kasus demikian, perlu dilakukan kompres
untuk mengeringkannya selama beberapa hari. Setelah kering, baru diberi salep
antibiotika untuk infeksi kulitnya. Dan setelah kelainan kulitnya mereda, mulai
diberikan obat anti jamurnya.
Jamur kulit yang menjadi borok dan basah tidak akan sembuh
jika langsung diberi antijamur atau salep antibiotika untuk infeksinya. Jika
kelainan kulitnya bersifat basah, perlu dikompres dulu dengan cara basah
(larutan rivanol), sedang kelainan kulit yang kering tidak boleh diberi
kompres, melainkan dilawan dengan yang kering, yakni langsung diberi salep,
atau krim yang cocok dan sesuai dengan kelainan kulitnya.
6. Obat antijamur ada yang dioleskan, ada yang diminum.
Benar, ada obat antijamur oles, ada yang diminum. Tidak
semua jenis penyakit jamur kulit perlu obat minum selain obat oles. Hanya jenis
penyakit jamur tertentu yang sudah menyebar lewat aliran darah (penyakit jamur
dalam), yang juga memerlukan obat atijamur minum. Pada kasus penyakit jamur
keputihan, jamur usus, jamur paru-paru, misalnya.
7. Kalau jamur kulit tak sembuh-sembuh.
Jika jamur kulit tak kunjung sembuh, selain sebab tidak
tepat memilih obat, kemungkinan jenis jamur penyebabnya sudah tak mempan dengan
obat antijamur biasa. Untuk itu perlu pemeriksaan dengan mengerok kulit yang
berjamur untuk diperiksa jenis jamur penyebabnya di laboratorium.
Setelah jamur penyebabnya diketahui, dapat dipilih obat anti
jamur yang tepat.
Jangan lupa, panu juga penyakit jamur kulit. Namun, panu perlu dibedakan dengan kusta. Ada jenis kusta yang gambarannya mirip sekali dengan panu. Kusta yang diobati dengan antijamur tentu tidak akan menyembuh. Maka, perlu dipastikan apakah yang dikira panu itu bukan kusta. Dokter dapat membedakannya dengan pemeriksaan sederhana di kamar praktik.
Jangan lupa, panu juga penyakit jamur kulit. Namun, panu perlu dibedakan dengan kusta. Ada jenis kusta yang gambarannya mirip sekali dengan panu. Kusta yang diobati dengan antijamur tentu tidak akan menyembuh. Maka, perlu dipastikan apakah yang dikira panu itu bukan kusta. Dokter dapat membedakannya dengan pemeriksaan sederhana di kamar praktik.
8. Jamur di selangkangan wanita apakah selalu keputihan penyebabnya?
Tidak. Bisa jadi jamur di selangkangan berdiri sendiri.
Namun tidak jarang, awalnya hanya keputihan jamur (candida albicans), yang jika
tidak diobati, keputihannya akan menjalar merembas ke kulit selangkangan,
sehingga bersarang di kulit sela paha juga, atau ke mana-mana bagian tubuh
lain. Tidak jarang di lipatan bawah payudara.
9. Jamur di sela jari kaki, berbahayakah?
Jamur di sela jemari kaki biasanya disebabkan oleh candida
albicans, jenis jamur yang bisa ke mana-mana bagian tubuh, termasuk ke kemaluan
dan saluran pencernaan. Sebagaimana umumnya jamur candida, yang menimbulkan
keputihan berwarna susu jika menyerang kemaluan, demikian pula jika tumbuh di
sela jemari kaki. Kulit sela jari kaki mengelupas dan warnanya seperti susu,
dengan rasa gatal yang hebat.
Jamur kaki tidak berbahaya. Namun jika jamur menyerang kuku,
sering kuku harus dibuang dengan operasi. Pasalnya, jika tidak dibuang, jamur
akan tetap bersarang di bawah kuku, dan obat antijamur biasanya tidak sampai
merembas memasuki bantalan kuku. Ingat, pengidap kencing manis rentan terserang
jamur apa saja. Termasuk jamur kulit dan jamur kuku, selain keputihan.
10. Waspada pakaian dalam lembap, dan sehabis konsumsi antibiotika lama.
10. Waspada pakaian dalam lembap, dan sehabis konsumsi antibiotika lama.
Benar. Jika pakaian dalam lembap atau basah tetap dipakai,
bisa mengundang jamur datang bersarang, khususnya di bagian kulit yang juga
sering lembab, seperti di sela jemari, di selangkangan, dan bokong.
Di bagian-bagian kulit inilah jamur kerap bersarang. Pada
anak-anak, jamur kulit sering bersarang di belakang daun telinga. Bagian ini
sering terluput dari sabun mandi dan pengeringan oleh handuk mandi. Kulit di
sela belakang daun telinga tampak kuning berkerak. Jamur yang sama juga sering
tumbuh di sela-sela lipatan daun telinga sendiri, gatal dan berkerak kuning.
Pemakaian antibiotika yang lama juga mengganggu keseimbangan
kuman-jamur tubuh. Oleh karena kuman yang hidup berdampingan di tubuh kita ikut
musnah oleh pemakaian antibiotika, maka jamur yang tadinya jinak dan ramah
menjadi lebih dominan, dan muncul berubah sifat menjadi penyakit. Anak dan bayi
yang seriawan (berwarna putih susu) di rongga mulutnya sehabis berobat
antibiotika, kemungkinan terserang jamur.
Komentar
Posting Komentar