Perangi Rokok = Perangi Penyakit
Perangi Rokok = Perangi Penyakit
“Rokok menjadi Teror
tahun 2020”
Merokok
tampaknya telah menjadi kebiasaan yang membudaya. Bahkan sudah dianggap sebagai
suatu kebutuhan baik dalam waktu istirahat maupun dalam hubungan sosial masyarakat.
Tapi yang yang paling disayangkan adalah perokok di Indonesia bukan hanya orang
dewasa saja, melainkan remaja dan anak-anak dibawah umur. Banyak generasi muda
menganggap bahwa dengan merokok, mereka tampak gaul dan cool. Padahal mereka
tidak tahu bahwa sebenarnya hal itu membahayakan diri mereka sendiri.
Generasi muda sekarang
sangat mudah mempengaruhi teman-teman sepermainannya untuk merokok, ini
terbukti dengan adanya pantun kreatif yang dibuat oleh generasi muda tersebut,
entah siapa yang membuatnya tapi begini bunyinya:
Ada kodok
dekat pacul
Tidak merokok tidak gaul
Ada kodok diatas genteng
Tidak merokok tidak ganteng
Jadi,
jangan heran remaja yang masih polos dan tingkat kesensiannya yang masih sangat
tinggi membuat mereka mudah tersinggung dan terpengaruh, sehingga mereka merasa
terganggu akan singgungan tersebut dan pada akhirnya akan timbul rasa ingin
mencoba. Rasa ingin mencobanya itulah yang menjadi pintu gerbang masuk kedalam
dunia kecanduan akan rokok.
Lain
hal, kebiasaan merokok di Indonesia sudah menjadi permasalahan yang sangat
serius. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan Indonesia telah menduduki urutan ke
5 dari 10 negara dengan konsumsi rokok tertingggi dan terbesar di dunia.
Perokok Indonesia mampu menghabiskan 182 miliar batang rokok pertahunnya.
Memang, satu dari setiap orang dewasa di Indonesia mencapai 70% dari total
penduduk atau 141,44 juta orang dan lebih dari setengah (57%) rumah tangga
Indonesia mempunyai sedikitnya satu orang perokok. Celakanya lagi, hampir
semuanya (91,3%) perokok itu merokok di dalam rumah. Dampak rokok terhadap kesehatan semakin meresahkan. 6
dari 10 pelajar sudah terpapar rokok. Tembakau menyebabkan 1 dari 10 kematian
orang dewasa di seluruh dunia. Total kematian akibat rokok sekitar 5,4 juta
tahun 2006. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010 menunjukkan secara nasional persentase penduduk yang merokok
setiap hari 28,2%. Kalau tidak dicegah dari sekarang, bagaimana tahun 2020
kedepan?
2020
Rokok Meneror
Rokok merupakan musuh
kita bersama-sama. Olehnya itu, mari kita perangi rokok sekarang juga. Pasti,
kita bertanya-tanya, kenapa sih rokok perlu diperangi? Perangi rokok sama
halnya dengan perangi penyakit.
Para
pembaca perlu tahu, bahwa dalam setiap 10 detik, didunia ini terjadi satu kasus
kematian setiap tahunnya, dimana 70% dari jumlah itu terjadi dinegara
berkembang. WHO memprediksikan tahun 2020 penyakit yang berkaitan dengan
tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama didunia yang menyebabkan 8,4 juta
kematian setiap tahun dimana separuhnya terjadi di Asia termasuk Indonesia.
Kematian di Asia akibat masalah tembakau akan meningkat hampir 4 kali lipat
dari 1,1 juta (tahun 1990) menjadi 4,2 juta (tahun 2020).
Mitos
: Mengurangi konsumsi rokok merupakan isu yang hanya bisa diatasi oleh
negara-negara kaya.
Fakta:
Sekarang ini kurang lebih 80% perokok hidup di negara berkembang dan angka ini sudah tumbuh pesat dalam beberapa dekade saja. Diperkirakan pada tahun 2020, 70% dari seluruh kematian yang disebabkan rokok akan terjadi di negara-negara berkembang, naik dari tingkatan sekarang ini yaitu 50%. Ini berarti dalam beberapa dekade yang akan datang negara-negara berkembang akan berhadapan dengan biaya yang semakin tinggi untuk membiayai perawatan kesehatan para perokok dan hilangnya produktifitas.
Sekarang ini kurang lebih 80% perokok hidup di negara berkembang dan angka ini sudah tumbuh pesat dalam beberapa dekade saja. Diperkirakan pada tahun 2020, 70% dari seluruh kematian yang disebabkan rokok akan terjadi di negara-negara berkembang, naik dari tingkatan sekarang ini yaitu 50%. Ini berarti dalam beberapa dekade yang akan datang negara-negara berkembang akan berhadapan dengan biaya yang semakin tinggi untuk membiayai perawatan kesehatan para perokok dan hilangnya produktifitas.
Mitos
: Pengaturan yang lebih ketat terhadap industri rokok akan berakibat hilangnya
pekerjaan di tingkat petani tembakau dan pabrik rokok.
Fakta:
Prediksi mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi rokok global akan meningkat dalam tiga dekade ke depan, walau dengan penerapan pengaturan tembakau di seluruh dunia. Memang dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam. Oleh karenanya pemerintah akan mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur.
Prediksi mengindikasikan dengan jelas bahwa konsumsi rokok global akan meningkat dalam tiga dekade ke depan, walau dengan penerapan pengaturan tembakau di seluruh dunia. Memang dengan berkurangnya konsumsi rokok, maka suatu saat akan mengakibatkan berkurangnya pekerjaan di tingkat petani tembakau. Tapi ini terjadi dalam hitungan dekade, bukan semalam. Oleh karenanya pemerintah akan mempunyai banyak kesempatan untuk merencanakan peralihan yang berkesinambungan dan teratur.
Mau
umur hidup Anda panjang?
Memang sih umur
kehidupan seseorang sulit ditentukan dengan akal manusia. Akan tetapi, untuk
mengurangi terjadinya kematian sia-sia
akibat penyakit atau hal lainnya adalah dengan melakukan upaya preventif
(pencegahan). Salah satunya adalah
dengan tidak merokok. Kebiasaan yang buruk seperti kebiasaan merokok bias
memicu cepatnya terjadi kematian sia-sia, kenapa demikian? Hal ini disebabkan
konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berdampak serius terhadap
kesehatan. Dampaknya antara lain berupa kanker paru-paru, kanker mulut,
penyakit jantung, penyakit saluran pernapasan kronik, kelainan kehamilan dan
lain-lain. Hasil penelitian terbaru membuktikan bahwa perilaku merokok juga
menyebabkan katarak, kanker servik, kerusakan ginjal dan periodontitis. Olehnya
itu, dengan tidak merokok dapat memperpanjang hidup kita.
Amunisi
yang harus disiapkan
Jadi,
bagaimana mempertahankan atau berhenti merokok? Berikut ini adalah kiat untuk
berhenti atau tidak memiliki kebiasaan merokok.
·
Bagi yang belum merokok
adalah dengan tidak memulainya dan jangan sekali-kali mencobanya.
·
Bagi yang sudah
mempunyai kebiasaan merokok yaitu dengan segeralah berhenti merokok. Berikut
ini langkah-langkah untuk berhenti merokok
-
Bulatkan tekat,
mantabkan niat yang kuat untuk berhenti merokok
-
Cari alasan kuat mengapa
kita ingin berhenti merokok misalnya ingin meningkatkan kesehatan.
-
Tetapkan tanggal
berhenti merokok dalam waktu kurang dari 2 minggu.
-
Silahkan memilih mau
berhenti seketika, mengurangi jumlah rokok secara bertahap atau menunda waktu
merokok.
-
Minta dukungan teman dan
keluarga
-
Hindari segala sesuatu
yang menimbulkan keinginan merokok
-
Mulai segera laksanakan
proses berhanti merokok.
Tetoro moombi buna ikaa, hanya ari ne
niando toka dowo. Soso’ito…???
(Sebenarnya berhenti merokok itu mudah caranya, yang penting adalah
niatnya).
Petarambuuto
toro waraka ta’anio ahu poombia ari hende ino.
(Mulailah
hidup sehat tanpa asap rokok dari sekarang)
Komentar
Posting Komentar