SUB SISTEM PENCEGAHAN
SUB
SISTEM PENCEGAHAN
1. Peningkatan
Kesehatan
Peningkatan
status kesehatan masyarakat ilakukan melalui beberapa kegiatan berikut ini:
·
Pendidikan kesehatan
·
Penyuluhan kesehatan
masyarakat (PKM) seperti penyuluhan masalah gizi.
·
Pengamatan tumbuh kembang
anak (growth and development monitoring)
·
Pengadaan rumah sakit
·
Konsultasi perkawinan (
marriage counseling)
·
Pendidikan sex (sex
education)
·
Pengendalian lingkungan
·
Program P2M melalui kegiatan
imunisasi dan pemberantasan vector
·
Stimulasi dan pendidikan
dini dalam keehatan keluarga dan asuhan keperawatan pada anak atau balita serta
penyuluhan tentang pencegahan tentang kecelakaan.
·
Program kesehatan lingkungan
dengan tujuan menjaga lingkungan hidup manusia agar aman dari bibit penyakit
seperti bakteri, virus dan jamur serta mencegah kemungkinan erkembangnya
vector.
·
Asuhan keperawatan
pre-natal dan pelayanan keluarga
berencana.
·
Perlindungan gigi.
·
Penyuluhan untu pencegahan
keracunan.
Masalah
kesehatan yang di cegah bukan hanya penyakit infeksi yang menular, tetapi juga
masalah kesehatan yang lainnya seperti kecelakaan, kesehatan jiwa, kesehatan
kerja, dan lain sebagainya. Besarnya masalah kesehatan masyarakat dapat di ukur
dengan menghitung tingkat morbiditas (kejadian sakit), mortalitas (kematian),
fertilitas (tingkat kelahiran), disability (tingkat kecatatan) pada
kelompok-kelompok masyarakat.
2. Perlindungan
umum dan khusus
Perlindungan
umum dan khusus merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara
khusus atau umum kepada seseorang atau masyarakat. Hal ini karena kesadaran
masyarakat tentangnya perlindungan umum dan khusus sebagai perlindungan
terhadap penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih rendah. Bentuk
perlindungan tersebut sebagai berikut.
·
Imunisasi dan Higiene
perseorangan
·
Perlindungan diri dari
kecelakaan
·
Kesehatan Kerja
·
Perlindungan diri dari
lingkungan
·
Perlindungan diri dari
karsinogen, toksin, dan allergen.
·
Pengendalian sumber-sumber
pencemaran dan lain-lain.
3. Diagnosa
dini dan pengobatan segera.
Usaha
ini dilakukan karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, sehingga sering kesulitan mendeteksi penyakit yang
terjadi di dalam masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak
mau di periksa atau diobati penyakitnya. Hal ii akan menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Bentuk usaha tersebut dapat
dilakukan melalui:
·
Penemuan kasus secara dini
·
Pemeriksaan umum lengkap
·
Pemeriksaan masal
·
Survei terhadap kontak,
sekolah, dan rumah.
·
Penanganan kasus dan pengobatan
adekuat.
4. Pembatasan
kecacatan.
Kurangnya
pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakir sering
membuat masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata
lain, meraka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan. Olek karena itu, pendidikan
kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Bentuk pendidikan kesehatan antara
lain sebagai berikut.
·
Penyempurnaan dan
intensifikasi terapi lanjutan.
·
Pencegahan komplikasi
·
Perbaikan fasilitas
kesehatan.
·
Penurunan beban sosial
penderita, dan lain-lain.
5. Rehabilitasi
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,
kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut
diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena itu, kurangnya pengertian dan
keadaran membuat masyarakat tidak mau dan segan melakukan latihan-latihan yang
dianjurkan. Disamping itu, orang yang cacat karena suatu penyakit kadang-kadang
malu untuk kembali ke masyarakat. Masyarakat sering tidak mau menerima mereka
sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan
diperlukan tidak hanya untuk orang yang cacat tetapi juga untuk masyarakat.
Komentar
Posting Komentar