Pengembangan SDM di Rumah Sakit
Kata Kunci: SDM dan Rumah
Sakit.
I.Pendahuluan
Suatu yang menarik mengamati ancaman pasar bebas
di sektor kesehatan yang sedang dan akan kita hadapi pada era global.
Terbukanya pasar bebas berakibat tingginya kompetisi disektor kesehatan.
Persaingan antar rumah sakit baik pemerintah, swasta dan asing akan semakin
keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Selain itu, masyarakat
menuntut rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep one step
quality services. Artinya, seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan
yang terkait dengan kebutuhan pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit
secara mudah, cepat, akurat, bermutu dengan biaya terjangkau. Disamping itu,
arus demokratisasi dan peningkatan supremasi hukum dengan di berlakukannya.
Undang-Undang Perlindungan Konsumen menuntut pengelolaan rumah sakit lebih
bertanggung jawab,bermutu dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama
dan hati-hati.
Masalahnya,
siapkah rumah sakit kita menghadapi perubahan yang secara deras mendera kita?
Bagaiman membuat rumah sakit kita dapat survive diantara pesaung, yang akan
muncul setiap saat? Bagaimana SDM rumah sakit dapat merespon perubahan
tersebut? Apakah SDM rumah sakit kita
saat ini mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan manajemen rumah
sakit modern? Tentunya, banyak pertanyaan lain yang menjadi pekerjaan rumah
para pemimpin rumah sakit yang perlu didiskusikan untuk mencari solusi
manajemen menghadapi tantangan bisnis
rumah sakit dimasa depan.Salah satu upaya penting untuk mengatasi masalah
tersebut adalah kemampuan pimpinan rumah sakit untuk merencanakan kebutuhan SDM
secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap unit.
2.Pembahasan
2.1.SDM dan Rumah Sakit
Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat
penting. Sumber daya manusia merupakan pilar utama sekaligus penggerak roda
organisasi dalam upaya mewujudkan visi dan misinya. Karenanya harus dipastikan
sumber daya ini dikelola dengan sebaik mungkin agar mampu member kontribusi
secara optimal. Maka diperlukanlah sebuah pengelolaan secara sistematis dan
terencana agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan masa depan bisa
tercapai yang sering disebut sebagai manajemen sumber daya manusia. Tujuan
manajemen sumberdaya manusia adalah mengelola atau mengembangkan kompetensi
personil agar mampu merealisasikan misi organisasi dalam rangka mewujudkan
visi.
Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan jasa yang
mempunyai kespesifikan dalam hal SDM, sarana prasarana dan peralatan yang
dipakai. Sering rumah sakit dikatakan sebagai organisasi yang padat modal,
padat sumber daya manusia, padat tehnologi dan ilmu pengetahuan serta padat
regulasi. Padat modal karena rumah sakit memerlukan investasi yang tinggi untuk
memenuhi persyaratan yang ada. Padat sumberdaya manusia karena didalam rumah
sakit pasti terdapat berbagai profesi dan jumlah karyawan yang banyak. Padat
tehnologi dan ilmu pengetahuan karena di dalam rumah sakit terdapat peralatan-peralatan
canggih dan mahal serta kebutuhan berbagai disiplin ilmu yang berkembang dengan
cepat. Padat regulasi karena banyak regulasi/peraturan-peraturan yang mengikat
berkenaan dengan syarat-syarat pelaksanaan pelayanan di rumah sakit.
Sumber daya manusia yang ada di rumah sakit terdiri dari :
1) Tenaga kesehatan yang meliputi medis (dokter), paramedis(perawat) dan
paramedis non keperawatan yaitu apoteker, analis kesehatan, asisten apoteker,
ahli gizi, fisioterapis, radiographer, perekam medis. 2) Tenaga non kesehatan
yaitu bagian keuangan, administrasi, personalia dll.
Ada sebuah model manajemen SDM yang di kenal yaitu model 7P
yang merupakan kependekan dari Perencanaan - Penerimaan - Pengembangan -
Pembudayaan - Pendayagunaan - Pemeliharaan - Pensiun yang keseluruhannya
menggambarkan siklus kegiatan manajemen SDM mulai dari perencanaan SDM sampai
karyawan memasuki masa pensiun.
Penerapan
model 7P di rumah sakit meliputi :
1.Perencanaan.
Perencanaan merupakan aktivitas proses penetapan apa yang ingin dicapai dan
pengorganisasian sumberdaya untuk mencapainya. Perencanaan sumber daya manusia
meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa jumlahnya yang disesuaikan
dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan. berapa jumlah dokternya,
perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu fisioterapis atau tenaga yang
lain tergantung lingkup pelayanannya. Lingkup pelayanan ini biasanya ditentukan
berdasarkan tipe rumah sakitnya. Lingkup pelayanan rumah rumah sakit (tipe
A/B/C/D) mempunyai standar minimal. Misalnya untuk rumah sakit tipe C minimal
pelayanan medisnya adalah 4 besar spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak,
bedah dan dalam. Dengan adanya ketentuan tersebut maka tentu saja perencanaan
SDM di rumah sakit tipe C akan berbeda dengan tipe yang lain.
2.Penerimaan.
Penerimaan karyawan merupakan tahap yang sangat kritis dalam manajemen SDM.
Bukan saja karena biaya proses penerimaan karyawan sangat mahal tetapi merekrut
orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk. Ia akan menghasilkan
buah yang dapat merusak tatanan sebuah organisasi secara keseluruhan. Rumah
sakit perupakan sebuah organisasi pelayanan jasa yang sifat produknya intangible
(tidak bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Dan pelayanan ini hampir mutlak
langsung diberikan oleh karyawan (bukan oleh mesin/atau alat). Sehingga sikap,
perilaku dan karakter karyawan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang
diberikan. Oleh karena itu, proses penerimaan SDM rumah sakit harus
memperhatikan sikap, perilaku dan karakter calon karyawan.
3.Pengembangan.
Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi harus dikembangkan
secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar menjadi kekuatan untuk
mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di rumah sakit diperlukan karyawan yang
selalu meningkat kompetensinya karena tehnologi, ilmu pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dari waktu kewaktu. Adanya
peralatan baru, metode perawatan yang berubah merupakan contoh betapa perlunya
pengembangan kompetensi. Kegiatan pengembangan kompetensi ini antara lain
pendidikan dan pelatihan, pemagangan di rumah sakit lain, rotasi, mutasi.
4.Pembudayaan.
Budaya perusahaan merupakan pondasi bagi organisasi dan pijakan bagi pelaku
yang ada didalamnya. Budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai
positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran kepatutan perilaku para
anggota organisai. Anggota organisasi boleh pintar secara rasional, tetapi
kalau tidak diimbangi dengan kecerdasan emosional dan kebiasaan positif maka
intelektual semata akan dapat menimbulkan masalah bagi organisasi. Pembentukan
budaya organisasi merupakan salah satu lingkup dalam manajemen SDM.
5.Pendayagunaan.
The right person in the right place merupakan salah satu prinsip
pendayagunaan. Bagaimana kita menempatkan SDM yang ada pada tempat atau tugas
yang sebaik-baiknya sehingga SDM tersebut bisa bekerja secara optimal. Ada SDM
yang mudah bergaul, luwes, sabar tetapi tidak telaten dalam hal
keadministrasian. Mungkin SDM ini cocok di bagian yang melayani publik daripada
bekerja di kantor sebagai administrator. Lingkup pendayagunaan ini adalah
mutasi, promosi, rotasi, perluasan tugas dan tanggung jawab.
6.Pemeliharaan.
SDM merupakan manusia yang memiliki hak asasi yang dilindungi dengan hukum.
Sehingga SDM tidak bisa diperlakukan semaunya oleh perusahaan karena bisa
mengancam organisasi bila tidak dikelola dengan baik. SDM perlu dipelihara
dengan cara misalnya pemberian gaji sesuai standar, jamisan kesehatan,
kepastian masa depan, membangun iklim kerja yang kondusif, memberikan
penghargaan atas prestasi dsb.
7.Pensiun.
Dengan berjalannya waktu SDM akan memasuki masa pensiun. Rumah sakit harus
menghindari kesan ” habis manis sepah dibuang”, dimana ketika karyawannya sudah
masa pensiun kemudian di keluarkan begitu saja. Karena itu sepatutnya rumah
sakit mempersiapkan karyawannya agar siap memasuki dunia purna waktu dengan
keyakinan. Ada
banyak hal yang bisa disiapkan yaitu pemberikan tunjangan hari tua yang akan
diberikan pada saat karyawan pensiun, pemberian pelatihan-pelatihan khusus
untuk membekali calon purnakarya.
2.2.Pengembangan SDM
Pada situasi ekonomi yang sangat
kompetitif, kualitas produk yang tinggi saja tidak cukup untuk memenangkan
pertarungan bisnis yang semakin ketat. Kunci untuk dapat merebut hati pelanggan
dan membuat pelanggan loyal adalah menjual jasa kesehatan bermutu tinggi dengan
kualitas pelayanan excellent. Untuk dapat menciptakan jasa kesehatan yang prima
Institusi kesehatan harus di dukung oleh SDM professional dengan kinerja sesuai
dengan harapan masyarakat. Tanpa ketersediaan SDM yang handai dalam jumlah yang
memadai, Institusi Kesehatan akan sulit berkembang dan bersaing untuk memenuhi
tuntutan masyarakat dan organisasinya sendiri. Untuk dapat bersaing. Tidak ada
opsi terbaik selain in vestasi bidang SDM menjadi prioritas utama kita.
Pengembangan SDM
merupakan kunci keberhasilan untuk dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan
lembaga yang lebih besar dimasa depan. Perlunya perubahan paragdigma bahwa
pendidikan dan pelatihan karyawan bukanlah biaya tetapi investasi yang untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang pada akhirnya meningkatkan
stabilitas dan profibilitas perusahaan, Masalahnya pengembangan SDM bukankah
masalah yang terus menerus, sedangakan tuntutan masyarakat, terhadap jasa dan
produk kesehatan semakin kompleks dan sifatnya segera.
Pengembangan SDM didasarkan pada konsep "Human
Capital" dan bukan hanya pada konsep "Human Resource" karena
setiap orang harus dianggap sebagai "capital" (modal/asset) yang tak
ternilai bagi perusahaan, Sehingga setiap orang dapat mengembangkan diri untuk
memberi "Value Abded" yang mampu meningkatkan "Equity"
perusahaan.
Pelayanan yang dapat diberikan :a) Konsultasi, Penelitian, In-house training dengan produk jasa .
1. Penelitian/needs assessment (observasi, wawancara, questioner, laporan
2. Pelatihan sesuai hasil needs assessment (identifikasi kebutuhan, pelatihan, produksi modal, pelaksanaan pelatihan, identifikasi program).
3. Konsultasi/pedamping (evaluasi I/II/III, Laporan).
Produk jasa :
- Perancangan system insentip (dasarnya pay for Perfomance)
- Kajian bebas kerja staf fungsional Rumah Sakit
dan workshop - Kajian Spesifikasi karja untuk rencana carier planning
- Test kompetensi manajemen Rumah Sakit (fit proper test)
b). Seminar- seminar dan workshop.
Komentar
Posting Komentar