MAKALAH PERUBAHAN PERILAKU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan
merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti
beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan
tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan
kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang
lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup
dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik
lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan
strategi untuk merubah orang lain
dan
memecahkan masalah.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang
(stimulus) dan respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi
lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur
dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru,
orangtua, teman, buku, media massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993),
pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat proses penginderaan terhadap suatu
objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian besar dari penglihatan dan
pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif mempunyai enam tingkatan,
yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan
evaluasi.
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal
yang penting karena untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di
berikan berjalan efektif. Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai
dari perubahan perilaku dari penerima promosi kesehatan.Olehnya, makalah ini
membahas perubahan perilaku secara spesifik.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang dimuka, maka saya menulis rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut:
1. Apa sajakah yang menjadi tinjauan
dari perubahan?
2. Apa sajakah yang menjadi tinjauan
dari perilaku?
3. Apa sajakah yang menjadi tinjauan
dari perubahan perilaku?
1.3
TUJUAN
Dari
rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui tinjauan
mengenai perubahan
2. Untuk
mengetahui tinjauan
mengenai perilaku
3. Untuk
mengetahui tinjauan
mengenai perubahan perilaku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN MENGENAI PERUBAHAN
2.1.1
pengertian
Banyak definisi pakar tentang berubah ,
dua diantaranya yaitu :
·
Berubah merupakan
kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan
sebelumnya (Atkinson,1987)
·
Berubah merupakan
proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi
(Brooten,1978)
2.1.2
Teori – Teori Perubahan
1.
Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal
yang harus di lakukan seorang
manajer
sebelum melakukan perubahan, yaitu :
a. Ada
perubahan yang akan dilakukan
b. Apa
keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu dibuat
c. Bagaimana
keputusan itu akan dilaksanakan
d. Bagaimana
kelanjutan pelaksanaannya
Redin
juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
a. Diagnosis
b. Penetapan
objektif bersama
c. Penekanan
kelompok
d. Informasi
maksimal
e. Diskusi
tentang pelaksanaan
f. Penggunaan
upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama
dirancang bagi orang-orang yang akan terlibat atau terpengaruh dengan
perubahan. Sehingga diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
2.
Teori Lewin
Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam
sebuah perubahan, yaitu :
1.
Tahap Unfreezing
Masalah biasanya muncul akibat adanya
ketidakseimbangan dalam sistem.
2.
Tahap Moving
Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat
membantu memecahkan masalah.
3.
Tahap Refreezing
Setelah memiliki dukungan dan alternatif
pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari
sistem nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi
orang-orang yang masih menghambat perubahan.
3.
Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari
teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang
manajer dalam sebuah perubahan yaitu :
a. Mendiagnosis
masalah
b. Mengkaji
motivasi dan kemampuan untuk berubah
c. Mengkaji
motivasi dan sumber-sumber agen
d. Menyeleksi
objektif akhir perubahan
e. Memilih
peran yang sesuai untuk agen berubah
f. Mempertahankan
perubahan
g. Mengakhiri
hubungan saling membantu
4.
Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor
yaitu :
a. Perubahan
harus mempunyai keuntungan yang berhubungan
b. Perubahan
harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada
c. Kompleksitas
d. Dapat
dibagi
e. Dapat
dikomunikasikan
5.
Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari
teori Lewin dengan menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan.
Enam tahap sebagai perubahan menurut Havelock.
1. Membangun suatu hubungan
2. Mendiagnosis masalah
3. Mendapatkan sumber-sumber yang
berhubungan
4. Memilih jalan keluar
5. Meningkatkan penerimaan
6. Stabilisasi dan perbaikan diri
sendiri
6.
Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan
terencana harus secara konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang
bermanfaat antara agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar
dari model Spradley
1. Mengenali gejala
2. Mendiagnosis masalah
3. Menganalisa jalan keluar
4. Memilih perubahan
5. Merencanakan perubahan
6. Melaksanakan perbahan
7. Mengevaluasi perubahan
8. Menstabilkan perubahan
2.2. TINJAUAN MENGENAI PERILAKU
2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku
merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap
psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan
diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media massa (WHO
1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu akibat
proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi
sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam
koginitif mempunyai enam tingkatan, yaitu : mengetahui, memahami, menggunakan,
menguraikan, menyimpulkan dan evaluasi.
Menurut
Notoatmojo (1993) sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat
terlihat langsung. Sikap hanya dapat ditafsirkan dari perilaku yang nampak.
Azwar (1995) menyatakan sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu
objek dengan cara tertentu, bentuk reaksinya dengan positif dan negatif sikap
meliputi rasa suka dan tidak suka, mendekati dan menghindari situasi, benda,
orang, kelompok, dan kebijaksanaan social (Atkinson dkk, 1993). Menurut Harvey
& Smith (1997) sikap, keyakinan dan tindakan dapat diukur. Sikap tidak
dapat diamati secara langsung tetapi sikap dapat diketahui dengan cara menanyakan
terhadap yang bersangkutan dan untuk menanyakan sikap dapat digunakan
pertanyaan berbentuk skala.
Tindakan
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposisi yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap dan kepercayaan (cit. Notoatmojo 1993). Menurut Sarwono
(1993) perilaku manusia merupakan pengumpulan dari pengetahuan, sikap dan
tindakan, sedangkan sikap merupakan reaksi seseorang terhadap stimulus yang
berasal dari luar dan dari dalam dirinya.
Perubahan
perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar
diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku
terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu
masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo 1993). lndividu atau
masyarakat dapat merubah perilakunya bila dipahami faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut.
Perilaku dari pandangan biologis
adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan.
Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat
luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya.
Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan
emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis
dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme
tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku
dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi
baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari
perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang
Ada beberapa
hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu
sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan
sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan.
Azwar (1995)
menyatakan bahwa sekalipun diasumsikan bahwa sikap merupakan predisposisi
evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak, akan tetapi sikap dan
tindakan seringkali jauh berbeda. Hal ini karena tindakan nyata ditentukan
tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya.
Sikap tidaklah sama dengan perilaku, dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan
sikap seseorang, sebab seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan
tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah
dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut, melalui persuasi
serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono 1993).
2.2.3
Aspek Perilaku
Secara garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari 3
aspek yakni :
- Aspek fisik
- Aspek psikis
- Aspek sosial
Perilaku manusia merupakan refleksi
dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,
motivasi, persepsi sikap dan sebagainya.
2.2.4
Faktor Pembentuk Perilaku
Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
- Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
- Faktor-faktor pendukung ( enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
- Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang
atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang
bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para
petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku.
2.3 PERUBAHAN PERILAKU
2.3.1 Teori-Teori Perubahan Perilaku
a) Teori
S-O-R:
Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus – Organisme —
Respons.
·
Perubahan perilaku terjadi dgn cara meningkatkan atau
memperbanyak rangsangan (stimulus).
·
Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses
pembelajaran (learning process).
·
Materi pembelajaran adalah stimulus.
Proses perubahan perilaku menurut teori S-O-R.:
a. Adanya stimulus (rangsangan):
Diterima atau ditolak
b. Apabila diterima (adanya
perhatian) mengerti (memahami) stimulus.
c. Subyek (organisme) mengolah
stimulus, dan hasilnya:
• Kesediaan untuk bertindak terhadap
stimulus (attitude)
• Bertindak (berperilaku) apabila ada
dukungan fasilitas (practice)
b) Teori
“Dissonance” : Festinger
Perilaku seseorang pada saat
tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau
keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang
lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan
(dissonance). Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya
dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan
akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).
Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:
Terjadinya perubahan perilaku karena
adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh:
Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan
antara keuntungan dan kerugian stimulus (anjuran perikasa hamil).
c) Teori
fungsi: Katz
·
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh
sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang
(subyek).
·
Prinsip teori fungsi:
a.
Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan
subyek)
b.
Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi
lingkungan (bila hujan, panas)
c.
Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek
(respons terhadap gejala sosial)
d.
Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab
situasi.(marah, senang)
d) Teori
“Driving forces”: Kurt Lewin
·
Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan
pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces).
·
Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan
antara kedua kekuatan tersebut.
·
Kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan perilaku:
a. Kekuatan pendorong meningkat,
kekuatanpenahan tetap.
b. Kekuatan pendorong tetap,
kekuatan penahan menurun.
c. Kekuatan pendorong meningkat,
kekuatan penahan menurun.
e) Health
Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Model perilaku ini dikembangkan pada
tahun 50an dan didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini
tuberculosis. Analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat pada program tersebut kemudian dikembangkan sebagai model perilaku.
Health belief Model didasarkan atas 3 faktor esensial ;
1. Kesiapan individu intuk merubah
perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko
kesehatan.
2. Adanya dorongan dalam lingkungan
individu yang membuatnya merubah perilaku.
3. Perilaku itu sendiri.
Ketiga faktor diatas dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan
individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana & petugas kesehatan.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi
ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, potensi
ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan
keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu
sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu
terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang
merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku
yang serupa.
Menurut Rosenstock (1974, 1977), model ini dekat dengan
Pendidikan Kesehatan
Perilaku kesehatan merupakan fungsi
dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus bahwa persepsi sesorang tentang
kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang
dalam perilaku kesehatannya
Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock:
a) Ancaman
• Persepsi tentang kerentanan diri
terhadap penyakit (atau kesediaanmenerima diagnosa penyakit)
• Persepsi tentang keparahan
penyakit/kondisi kesehatannya
b) Harapan
• Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan
• Persepsi tentang hambatan-hambatan
untuk melakukan tindakan itu
c) Pencetus tindakan:
• Media
• Pengaruh orang lain
• Hal-hal yang mengingatkan (reminders)
d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis
kelamin/gender, sukubangsa)
e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk
melakukan tindakan itu)
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan
secara berbeda oleh setiap individu. Contoh: kanker. Ada yang takut tertular
penyakit itu, tapi ada juga yang menganggap penyakit itu tidak begitu parah,
ataupun individu itu merasa tidak akan tertular olehnya karena diantara anggota
keluarganya tidak ada riwayat penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil
tindakan/upaya penanggulangan atau pencegahan penyakit itu tergantung dari
persepsi individu tentang keuntungan dari tindakan tersebut baginya,
besar/kecilnya hambatan untuk melaksanakan tindakan itu serta pandangan
individu tentang kemampuan diri sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan
upaya penanggulangannya dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si
individu. Untuk menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus
(berita dari media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika
faktor pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu
benar-benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau
mencegah penyakit tersebut.
Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
•
Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
•
Menganggap serius masalah
•
yakin terhadap efektivitas pengobatan
•
tidak mahal
•
menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
2.3.2. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku
a.
Perubahan alamiah (natural change):
Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam (lingkungan) secara alamiah
b.
Perubahan terencana (planned change):
Perubahan perilaku karena memang direncanakan oleh yang bersangkutan
c.
Kesiapan berubah (Readiness to change):
Perubahan perilaku karena terjadinya proses internal (readiness) pada diri yang
bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada setiap individu.
2.3.3. Strategi Perubahan Perilaku
1.
Inforcement:
a.
Perubahan perilaku dilakukan dengan
paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan.
b.
Menghasilkan perubahan perilaku yang
cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
2.
Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi
melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan seperti jangan makan babi
karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti diskusi tentang
abortus yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik
3. Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan
sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini
akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini
mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi.
4. Education:
a.
Perubahan perilaku dilakukan melalui
proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.
b.
Menghasilkan perubahan perilaku yang
langgeng, tetapi makan waktu lama.
2.3.4
Cara-Cara Perubahan Perilaku
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang
bias ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
Ini bisa dengan
:
a.
Mengeluarkan instruksi atau peraturan,
dan ancaman huluman kalau tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut.
Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang sampah disembaerang tempat,
dan ancaman hukuman atau denda jikatidak mentaatl.
b.
menakut-nakuti tentang bahaya yang
mungkin akan diderita kalau tidak mengerjakan apa yang dianiurkan Misal:
menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati kalau tidak diberi oralit
waktu mencret
2. Dengan memberi imbalan.
lmbalan bisa
berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga imbalan yang tidak
berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
Contoh:
- kalau ibu-ibu
membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi, maka anaknya akan
sehat, (ini juga imbalan non materi)
Dalam hal ini
orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik oleh imbalan tersebut,
bukan karena kesadran atau keyakinan akan manfatnya.
3. Dengan membina hubungan baik.
Kalau kita
mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan masyarakat. biasanya
orang tersebut atau masyarakat akan mengikuti anjuran kita untuk berbuat
sesuatu, karena ingin memelihara hubungan baiknya dengan kita. Misal: Pak Lurah
membuat jamban karena tidak ingin mengecewakan petugas kesehatan yeng sudah
dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena kesadarannya akan pentingnya jamban
tersebut.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
Salah satu
sifat manusia ialah ingin meniru Karena itu usahakanlah agar Puskesmas dengan
lingkungannya bersih, para petugas nampak bersih, rapi dan ramah. Selain itu,
para petugas juga berperilaku sehat. misalnya tidak merokok, tidak meludah
disembarang tempat, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya.
Dibeberapa tempat disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang
sampah sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya orangakan ikut berbuat
yang serupa yaitu berperilaku sehat
5. Dengan memberikan kemudahan.
Misalnya
kita ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas, maka Puskesmas didekatkan
kepada masyarakat, pembayarannya dibuat sedemikian hingga masyarakat. mampu
membayar pelayanannya yang baik dan ramah, tidak usah menunggu lama. dan
sebagainya. Semua ini merupakan kemudahan bagi masyarakat, maka diharapkan
masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas. ltulah sebabnya mengapa
Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan
motivasi
Dalam hal ini
individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi pengertian yang benar tentang
kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara langsung ataupun
tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide, photo, gambar, atau
ceritera, bagaimana bahayanya perilaku yang lidak sehat , dan apa untungnya
kalau berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan
mereka untuk berperilaku hidup sehat Selanjutnya berkali-kali disampaikan
ataupun ditunjukkan kepada mereka bahwa telah makin banyak orang yang
berperilaku sehat tersebut dan sekaligus ditunjukkan atau disampaikan pula
keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan tergerak untuk berperilaku sehat.
Cara ini memang memakan waktu lama
untuk bisa dilihat hasilnya, tetapi sekali berhasil. maka ia akan bertahan
lebih lama dibandingkan dengan cara cara lainnya.
Dari keenam cara diatas dapat
disimpulkan bahwa sesorang atau kelompok akan terdorong untuk berbuat sesuatu
kalau di sadari bahwa dengan berbuat sesuatu kalau sisadari bahwa dengan
berbuat sesuatu itu, kebutuhan nya bisa terpenuhi. Atau kebutuhannya terancam
kalau tidak berbuat.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berubah
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori
Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa
hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu
sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan
sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan.
Ada beberapa
hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu
sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan
sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan. Sedangkan
aspek perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku
merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner, cit.
Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap
psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Dalam perubahan
perilaku terdapat teori-teori yang membahas menegenai perubahan perilaku yakni Teori S-O-R, Teori “Dissonance” :
Festinger, Teori fungsi: Katz,
Teori
“Driving forces”: Kurt Lewin dan Health Belief Model (Model Kepercayaan
Kesehatan).
Sedangkan
bentuk-bentuk perubahan perilaku berupa perubahan alamiah (natural change) , Perubahan
terencana (planned change) , dan Kesiapan berubah (Readiness to change). Untuk
melakukan perubahan maka harus memiliki strategi, maka strategi perubahan
perilaku berupa Inforcement, Persuasi, Fasilitasi dan Education.
Untuk mencapai
perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
2. Dengan memberi imbalan.
3. Dengan membina hubungan baik.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
5. Dengan memberikan kemudahan.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan
motivasi
kalau boleh tau ini Referensinya apa?? :)
BalasHapusLihat buku Ilmu Perilaku Kesehataan oleh Prof. Sukidjo Notoatmodjo.
Hapusmenariq
BalasHapustrims..sangat membantu..
BalasHapusini termasuk bidang sosiologi atau psikologi atau apa ya?
BalasHapusSarannya ga ada ya ka??
BalasHapus