KOARTASIO AORTA
KOARTASIO AORTA
2.1 Definisi Koartasio Aorta
Koartasio Aorta adalah kelainan yang terjadi
pada aorta berupa adanya penyempitan didekat percabangan arteri subklavia kiri
dari arkus aorta dan pangkal duktus arteriousus battoli.
Koartasio Aorta adalah penyempitan pada aorta,
yang biasanya terjadi pada titik dimana duktus arteriosus tersambung
dengan aorta dan aorta membelok ke bawah. Aorta adalah arteri utama pada tubuh.
Aorta mengedarkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh bagian tubuh, kecuali
paru-paru. Cabang pertama dari aorta mengalirkan darah ke tubuh bagian atas
(lengan dan kepala). Kemudian darah mengalir ke tubuh bagian bawah (perut dan
tungkai).
2.2 Penyebab dan Gejala
Penyebab utama koartasio
aorta secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor
predisposisi terjadinya penyakit ini yaitu :
·
Pada saat hamil, ibu menderita rubella.
·
Ibu hamil yang alkoholik.
·
Usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun.
·
Penderita IDDM.
Resiko terjadinya koartasio aorta meningkat pada beberapa
keadaan genetik, seperti sindroma Turner (disgenosis gonad : suatu
keadaan pada anak perempuan, dimana salah satu dari kromosom Xnya hilang
sebagian atau hilang seluruhnya). Koartasio aorta
juga berhubungan dengan kelainan bawaan pada katup aorta (misalnya katup
bikuspidalis). Kelainan ini ditemukan pada 1 dari 10.000 orang. Biasanya
terdiagnosis pada masa kanak-kanak atau dewasa dibawah 40 tahun.
Gejala koartasio aorta mungkin baru
timbul pada masa remaja, tetapi bisa juga muncul pada saat bayi, tergantung
kepada beratnya tahanan terhadap aliran darah.
Gejalanya berupa, yaitu :
Gejalanya berupa, yaitu :
·
Pusing.
·
Pingsan.
·
Kram tungkai pada
saat melakukan aktivitas.
·
Tekanan darah
tinggi yang terlokalisir (hanya pada tubuh bagian atas).
·
Kaki atau tungkai
teraba dingin.
·
Kekurangan
tenaga.
·
Sakit kepala (terasa
berdenyut).
·
Perdarahan
hidung.
·
Nyeri tungkai
selama melakukan aktivitas.
Pada usia beberapa hari sampai 2 minggu, setelah duktus
ateriosus menutup, beberapa bayi mengalami gagal jantung. Terjadi gangguan
pernafasan yang berat, bayi tampak sangat pucat dan pemeriksaan darah
menunjukkan peningkatan asam di dalam darah (asidosis metabolik).
1.
Pada bayi dapat terjadi gagal jantung.U
2.
Umumnya tidak ada keluhan, biasanya ditemukan secara kebetulan.
3.
Palpasi : raba arteri radialis dan femoralis secara bersamaan
·
Pada arteri radialis lebih kuat.
·
Pada arteri femoralis teraba lebih lemah.
4.
Auskultasi :
·
Terdengar bising koartasio pada punggung yang merupakan bising
obtruksi.
·
Jika lumen aorta sangat menyempit terdengar bising kontinue pada
aorta.
2.3 Pengobatan atau Penatalaksanaan Medis
Pembedahan
yang dilakukan untuk mencegah obtruksi pembuluh aorta dengan dilakukan
pelebaran arteri subklavia dan pangkalduktus arterious battoli yaitu dengan “
Open Heart”.
Kelainan ini
sebaiknya segera diperbaiki pada awal masa kanak-kanak untuk mengurangi beban
kerja pada ventrikel kiri. Pembedahan biasanya dilakukan pada usia prasekolah
(biasanya umur 3-5 tahun). Jika terjadi gagal jantung, segera diberikan
prostaglandin untuk membuka duktus arteriosus dan obat lainnya untuk memperkuat
jantung serta pembedahan darurat untuk memperbaiki aorta. Bagian aorta yang
menyempit dapat dibuang melalui pembedahan atau kadang dilakukan tindakan
non-bedah berupa kateterisasi balon untuk melebarkan bagian yang menyempit.
Pada
pembedahan, bagian aorta yang menyempit dibuang. Jika bagian yang terbuang
hanya sedikit, kemudian dibuat anastomisis (penyambungan kembali kedua ujung
aorta) atau kedua ujung aorta dijembatani oleh pencangkokan dakron. Kekambuhan
koartasio aorta jarang terjadi jika:
1.
Pembedahan dilakukan
pada masa bayi atau masa kanak-kanak.
2.
Sampai masa
dewasa tidak ditemukan perbedaan tekanan darah antara lengan dan tungkai.
Koartasio
kambuhan biasanya diatasi dengan pelebaran balon non-bedah atau dengan
pencangkokan suatu bahan melalui prosedur kateterisasi.
2.4 Diagnosa (test diagnostik) dan Komplikasi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik yang menunjukkan :
·
Tekanan darah
tinggi dilengan, dengan perbedaan tekanan yang signifikan antara lengan dan
tungkai.
·
Denyut nadi femoralis
(selangkangan) lebih lemah dibandingkan dengan denyut nadi karotis (leher) atau
denyut nadi femoralis sama sekali tak teraba.
·
Dengan bantuan
stetoskop bisa terdengar murmur (bunyi jantung abnormal).
·
Mungkin ditemukan
tanda-tanda gagal jantung kiri (terutama pada bayi) atau tanda-tanda dari
regurgitasi aorta.
Kompliksi yang
berbahaya pada koartasio aorta yaitu :
·
Perdarahan otak.
·
Ruptur aorta.
·
Endokarditis.
2.5 Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada beberapa masalah
yang sering timbul dari kelainan jantung bawaan yaitu :
1.
Bahaya terjadinya gagal jantung.
2.
Resiko tinggi gagal nafas.
3.
Resiko tinggi terjadi infeksi.
4.
Kebutuhan nutrisi.
5.
Gangguan rasa aman dan nyaman.
6.
Pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Komentar
Posting Komentar