KEHAMILAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehamilan itu masa yang penting, karena
di sini mutu seorang anak ditentukan. Jauh sebelum itu, dibutuhkan benih
yang unggul dari ayah dan ibunya, benih unggul dari ayah dan ibu saja
belum cukup. Bibit yang unggul ini butuh persemaian yang subur. Untuk
itulah pemeliharaan kehamilan dimulai dari perencanaan menu yang benar,
pemeliharaan, kesehatan, pemeliharaankebersihan, asupan gizi yang optimal.Salah
satu upaya memelihara kehamilan adalah dengan menjagakecukupan makanan. Makakan
untuk membantu tulang dan otot, membangunalat-alat tubuh, perkembangan otak dan
susunan syaraf. Jika makanan sangat penting selama kehamilan sehingga
janin sangat tergantung pada ibunya. Untuk pernapasan, pertumbuhan
dan untuk melindunginya dari penyakit, peran ibusangat menentukan. Perhatian
dan kasih sayang ibu sangat berarti bagi perkembangannya.Mutu anak dalam
kandungan banyak ditentukan oleh mutu makananibunya. Jika makanan ibu kurang,
pertumbuhan anak juga kurang dan jika ituterlampau banyak makan, anak juga akan
tumbuh terlalu besar, dan ini tidak sehat. Namun banyaknya makanan yang
dikonsumsi harus tetap sesuai kebutuhan.Selain memperhatikan makanannya, ibu
juga perlu melakukan komunikasi dengananaknya. Ungkapan kasih ibu akan berpengaruh
baik pada anak yangdikandungnya.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu
antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk
wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio
(minggu-minggu awal) dan kemudian janin
(sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida
atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida
0. Dalam banyak masyarakat definisi medis
dan legal kehamilan manusia dibagi menjadi tiga periode triwulan,
sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari perkembangan janin. Triwulan pertama
membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau
janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat dimonitor
dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas',
yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau
kelahiran dipaksakan.
Karena kemungkinan viabilitas janin yang
telah berkembang, definisi budaya dan legal dari hidup seringkali menganggap
janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah pribadi.
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan).
Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di
dalamnya disebut embrio
(minggu-minggu awal) dan kemudian janin
(sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya disebut primigravida
atau gravida 1: seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida
0.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Menjelaskan definisi kehamilan?
b.
Bagaimana definisi haid dan
siklusnya?
c.
Bagaimana definisi ovulasi dan
tanda serta gejalanya?
d.
Menjelaskan definisi konsepsi?
e.
Menjelaskan definisi nidasi?
f.
Menjelaskan definisi
plasenta serta hormon-hormon yang dihasilkan?
1.3
Tujuan
a.
Untuk mengetahui definisi kehamilan.
b.
Untuk mengetahui definisi haid dan siklusnya.
c.
Untuk mengetahui definisi ovulasi dan tanda serta gejalanya.
d.
Untuk mengetahui definisi konsepsi.
e.
Untuk mengetahui definisi nidasi.
f.
Untuk mengetahui definisi plasenta serta
hormon-hormon yang dihasilkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Kehamilan
Beberapa
definisi kehamilan yakni:
a. Kehamilan
adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan
permulaan persalinan.
b. Kehamilan
merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi) pada
uterus pembentukan plasenta, dan tumbuh kembali hasil konsepsi sampai aterm.
c. Kehamilan
merupakan suatu pembuahan
dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan
janin yang tumbuh di dalam rahim, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat
pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada setiap dilakukan
pemeriksaan kehamilan.
Lamanya hamil adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan, 7 hari) dihitung dari
pertama haid terakhir (HPHT).
2.2
Menstruasi (Haid)
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik pada uterus yang
dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi.
Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis
dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai
menopause.
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara
berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal
merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan
perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi
normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya
bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama
siklus menstruasi.
Berikut ini adalah beberapa tanda dan gejala
yang dapat terjadi pada saat masa menstruasi:
·
Tubuh tidak fit.
·
Emosi meningkat.
Siklus
menstruasi
Siklus menstruasi adalah menstruasi yang
terjadi terus menerus setiap bulannya. Menstruasi pertama kali dialami pada
usia 11-16
tahun, adapula dalam usia 8 tahun sudah mengalami menstruasi hal ini dikarenakan
asupan gizi dalam tubuh berkembang baik sehingga membantu mempercepat proses
datangnya menstruasi dan menandakan bahwa sel telur siap dibuahi untuk
kehamilan ataua mengandung anak.
Siklus menstruasi pada setiap wanita berbeda
dengan lainnya, ada yang memiliki siklus 25-35 hari tetapi hanya 80% dan 20%
wanita yang memiliki siklus menstruasi 28 hari. Setiap menstruasi hanya 1 sel
telur yang dikeluarkan. Bagi
remaja putri yang baru pertama kali menstruasi terkadang mengalami siklus haid
yang tidak teratur, misalnya dalam 1 bulan terjadi 2 kali menstruasi (2 kali
siklus ) itu adalah hal yang lumrah / wajar. Untuk
membantu mengetahui panjangnya dan waktu suklus dapat membuat catatan pada
kalender, karena dapat membantu anda memperkirakan siklus yang akan datang.
Siklus menstruasi biasanya terjadi antara 3-7 hari.
a. Gambaran klinis menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia
reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median
panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu
antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya.
Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu
antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata
14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita.
Lama keluarnya darah menstruasi juga
bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari
masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari
fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang
banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran
darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan.
Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem
fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium. Rata-rata banyaknya darah yang hilang
pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh
beberapa kelompok peneliti, yaitu
33,2 ± 16 cc. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan
kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan
menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk
setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun.
b. Aspek hormonal selama siklus menstruasi
Manusia, siklus reproduksinya melibatkan
berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang
berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini
dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah
zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam
peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target.
Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah:
·
Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin
hipofisis :
¬
Luteinizing Hormon
(LH)
¬
Folikel Stimulating Hormon
(FSH)
¬
Prolaktin Releasing Hormon
(PRH)
·
Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progestrin, androgen,
dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh
kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan
prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari
hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik
dari ovarium.
c. Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase
perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang
sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase
tersebut adalah :
·
Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding
uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
·
Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase
ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai
sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
·
Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah
luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
Fase
proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
¬ Fase
proliferasi dini (early
proliferation phase), terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7.
Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi
epitel.
¬ Fase
proliferasi madya
(midproliferation phase), terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10.
Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan
yang berbentuk torak yang tinggi.
¬ Fase
proliferasi akhir (late
proliferation phase), berlangsung antara hari ke-11 sampai hari
ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai
banyaknya mitosis.
·
Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim). Fase
ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira
tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok
dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel
endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan
untuk telur yang dibuahi.
Fase
sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
¬ Fase
sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
¬ Fase
sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi
lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung
glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel;
desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini
memudahkan terjadinya nidasi.
d.
Mekanisme
siklus menstruasi
Selama haid, pada hari bermulanya diambil
sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari
FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah
pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan
estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada
akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi,
kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang
untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum
akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama
pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8
dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau
setara dengan 15-45 mUI/ml.
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14,
maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul
ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus
luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan
gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu
memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa
wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan
endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan
korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar
antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang
besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan
konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase
folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari
ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994).
2.3
Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang
dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang
berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi.
Ovulasi adalah lepasnya sel
telur dari ovarium. Rentang waktu (1-2 hari) disekitar ovulasi
adalah masa subur. Berhubungan intim diluar masa subur tidak mungkin
menghasilkan kehamilan. Ovulasi selalu terjadi pada 14 hari sebelum berikutnya.
Untuk mengetahui kapan pastinya ovulasi dibutuhkan siklus haid yang jelas.
Siklus haid adalah rentang waktu/jumlah hari dari hari pertama haid ke hari
pertama haid berikutnya. Siklus haid bisa bervariasi pada wanita bahkan dari
bulan ke bulan.
Pada siklus haid yang tidak
beraturan ada rumus yang dapat digunakan. Ovulasi sering terjadi sekitar 14 haridari siklus haid, meskipun waktu yang tepat dapat bervariasi pada
wanita atau bahkan dari bulan ke bulan.
Ovulasi terjadi di birahi perempuan,
yang berbeda dalam banyak cara-cara mendasar dari siklus menstruasi. Waktu yang
mengelilingi ovulasi dirujuk sebagai fase ovulatory atau periode periovulatory. Proses ovulasi dikendalikan oleh
hipotalamus otak dan melalui pelepasan hormon yang dikeluarkan dalam lobus
anterior kelenjar pituitari, luteinizing hormon (LH) dan hormon perangsang
folikel (FSH). Dalam (pre-ovulatory) fase folikular siklus menstruasi, folikel
ovarium akan mengalami transformasi yang disebut cumulus ekspansi, ini
dirangsang oleh sekresi FSH. Setelah ini selesai, akan membentuk sebuah lubang
yang disebut stigma folikel, dan ovum akan meninggalkan folikel melalui lubang
ini. Ovulasi dipicu oleh spike jumlah FSH dan LH dibebaskan dari kelenjar
pituitari. Selama fase (post-ovulatory) luteal, ovum akan melakukan perjalanan
melalui tabung saluran indung telur menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma, itu
dapat melakukan implantasi ada 6 hari kemudian.
Dalam manusia, beberapa hari
dekat ovulasi merupakan fase yang subur. Rata-rata waktu ovulasi adalah hari
yang keempatbelas rata-rata lama (dua puluh delapan hari) menstruasi siklus.
Itu normal untuk hari ovulasi bervariasi dari rata-rata, dengan ovulasi di mana
saja antara sepuluh dan kesembilan belas hari menjadi umum. Siklus panjang sendiri adalah tidak
dapat diandalkan indikator hari ovulasi. Sementara pada umumnya ovulasi
sebelumnya akan menghasilkan dalam siklus haid yang lebih pendek, dan
sebaliknya, tahap (post-ovulatory) luteal siklus menstruasi dapat bervariasi oleh
hingga seminggu antara perempuan.
Gejala
dan tanda ovulasi
Gejala dan tanda ovulasi kadang tidak jelas.
Tepat sebelum ovulasi Anda akan mendapatkan lendir serviks yang lebih banyak, jernih,
encer dan mudah diregang. Lendir mirip dengan zat putih telur. Segera setelah
ovulasi lendir servik segera mengental, keruh dan lengket.
Suhu basal badan (SBB), anda akan
sedikit meningkat saat ovulasi. Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur suhu
tubuh pagi hari sebelum melakukan kegiatan apapun dan tidak dilakukan dalam
keadaan sakit. Pengukuran dilakukan sejak awal haid hingga haid
berikutnya. Anda dapat menggunakan termometer air raksa atau yang digital.
Pengukuran dilakukan di bawah lidah.
Pada
beberapa wanita, ovulasi dapat menimbulkan rasa nyeri ringan/kram pada perut
bawah. Penyebabnya adalah perdarahan yang timbul dari folikel
telur yang pecah saat mengeluarkan sel telur. Pada keadaan ekstrim perdarahan
dapat sangat banyak yang membutuhkan operasi darurat.
Selain itu saat ini tersedia kit yang dapat
mendeteksi adanya ovulasi (ovutest)
menggunakan air seni. Kit tersebut mirip dengan kit untuk mendeteksi kehamilan
hanya berbeda jenis hormon yang dideteksi. Ovutest mendeteksi adanya
peningkatan hormon LH (Leutinizing
Hormone). Agar
dapat semakin akurat mengenali kapan Ibu memasuki masa subur, coba perhatikan
beberapa tanda sederhana berikut ini :
·
Masa subur saat ovulasi. Bila masa haid Ibu
terjadi setiap 23 sampai 35 hari, maka ovulasi terjadi kira-kira dua minggu
sebelum waktu haid Ibu. Meskipun hal ini bervariasi pada tiap perempuan, namun
sebagian besar perempuan memiliki siklus 28 hari dan berovulasi di sekitar hari
ke 14.
·
Tanda-tanda ovulasi. Lendir vagina Ibu
meningkat dan menjadi lebih lengket, seperti putih telur.
·
Mencatat suhu tubuh. Ovulasi juga bisa
ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh Ibu. Ibu perlu mencatatnya pada
waktu yang sama setiap pagi, sebelum minum, makan atau bangun dari tempat
tidur.
·
Gunakan alat khusus. Untuk mengetahui
terjadinya ovulasi, Ibu bisa menggunakan test pack kesuburan, untuk menguji
urin seperti pada uji kehamilan (alat ini bisa dibeli di apotek atau supermarket
besar).
·
Hubungan seksual teratur selama masa subur.
Bila Ibu merasa sedang berada dalam masa subur atau ovulasi, ini adalah waktu
yang tepat untuk sering melakukan hubungan seksual. Hal ini akan meningkatkan
kesempatan Ibu untuk hamil. Karena sperma dapat bertahan hingga 7 hari, berarti
lebih banyak kemungkinan untuk membuahi sel telur.
2.4
Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa
disebut konsepsi atau fertilisasi (pembuahan) dan membentuk zigot. Atau konsepsi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa
yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Konsepsi meliputi penetrasi
spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi
materi genetik.
Pada saat
konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat berbagai
faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang
sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian
plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon
HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal
pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat
hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya
gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes
kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic
gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai
berikut :
a. Ovum
yang dilepas dari proses ovulasi, diliputi oleh korona radiata, yang mengandung
persediaan nutrisi.
b. Pada
ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma disebut
vitellus.
c. Dalam
perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pleusida. Nutrisi dialirkan
ke dalam vitellus melalui saluran pada zona pleusida.
d. Konsepsi
terjadi pada pars ampula tuba.
·
Tempat yang paling luas
·
Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang
penuh silica
·
Ovum mempunyai waktu terlama dalam tuba.
e. Ovum
siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
·
Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui
kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
·
Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi
yaitu pelepasan sebagian dari “lipoprotein” sehingga mampu mengadakan
fertilisasi.
·
Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju
tuba.
·
Spermatozoa hidup selama 3 hari dalam
genetalia interna.
·
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah
siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pleusida dengan proses
enzimatik, hialuronidase.
·
Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.
·
Setelah kepala spermatozoa masuk ke dalam
ovum, ekornya lepas dan tertinggal di luar.
·
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu
membentuk zigot.
f. Proses
nidasi atau implantasi
Dengan
masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan kembali
pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metaphase”. Proses pemecahan dan
pematangan mengikuti bentuk anafase dan telofase, sehingga pronukleusnya
menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling
mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa
tanda dari pihak pria maupun wanita.Setelah pertemuan kedua inti ovum dan inti
spermatozoa terbentuk zigot, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus.
Selama pembelahan sel di bagian dalam terjadi pembentukan sel di bagian luar
morula yang kemungkinan berasal dari korona radiata yang menjadi sel trofoblas.
Sel trofoblas dalam pertumbuhan mampu mengeluarkan HCG. Pembelahan berjalan
terus dan di dalam morula terjadi ruangan yang mengandung cairan yang disebut
blastula. Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan villi
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
g. Pembentukan
plasenta
Nidasi
dan implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan atau belakang.
Pada blastula penyebaran sel trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga
bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam endometrium
sampai terjadi pembentukan placenta yang berasal dari primer villi korealis.
Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang
berhadapan dengan koreon frondosum yang berkembang menjadi placenta. Desidua
kapsularis yang menutupi hasil konsepsi. Desidua yang berlawanan dengan desidua
kapsularis disebut desidua parietalis. Villi korealis yang tidak subur disebut
koreon leaf
2.5
Nidasi
Nidasi/implantasi
merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium. Blastula
dilindungi oleh simpai yang disebut trofoblas,
yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula
mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium dalam keadaan sekresi.
Jaringan endometrium ini banyak mengandung
sel-sel desidua.
Blastula
dengan bagian yang berisi massa sel
dalam (inner-cell mass)
akan masuk ke dalam desidua,
menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Pada saat nidasi
terkadang terjadi sedikit perdarahan
akibat luka desidua (tanda Hartman). Nidasi
terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus)
dekat fundus uteri.
Apabila nidasi
telah terjadi, maka dimulailah diferensiasi sel-sel blastula.
Sel-sel yang lebih kecil, terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entederm dan yolk salc. Sedangkan sel-sel yang lebih besar
menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion.
Sehingga terbentuk lempeng embrional
(embryonal-plate) diantara ruang amnion
dengan yolk salc.
Sel-sel trofoblas
mesodermal yang tumbuh sekitar mudigoh (embrio)
akan melapisi bagian dalam trofoblas,
sehingga terbentuk sekat korionik (chorionic
membrane) yang nantinya menjadi korion.
Sel-sel trofoblas
terbagi menjadi 2 lapisan yaitu: sitotrofoblas (bagian dalam) dan
sinsitiotrofoblas (bagian luar).
Villi koriales yang
berhubungan dengan desidua
basalis tumbuh bercabang disebut chorion
frondosum, sedangkan yang berhubungan dengan desidua
kapsularis kurang mendapat makanan
sehingga menghilang disebut chorion
leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas
dihasilkan hormon human chorionic gonadotropin
(HCG).
Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakan uterus, dekat pada
fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Setelah
nidasi berhasil, selanjutkan hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di
dalam endometrium.
2.6
Plasenta
Plasentasi
adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke
dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung
sampai 12-18 minggu setelah konsepsi (fertilisasi). Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasif telah melakukan penetrasi ke
pembuluh dara endometrium.
Plasenta atau ari-ari merupakan sebuah organ
yang sangat luar biasa, dan hanya sedikit ibu yang pernah melihatnya. Mereka
tahu keberadaannya namun hanya sebagian kecil yang menanyakan atau
memperhatikan kumpulan jaringan pendukung utama kehidupan bayi di dalam rahim.
Plasenta
adalah suatu organ
dalam kandungan
pada masa kehamilan. pertumbuhan dan perkembangan plasenta penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan janin.
Fungsi plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolisme dan
produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormon.
Plasenta terdiri dari 200 lebih pembuluh dan
vena halus,
berbentuk mirip gumpalan hati mentah. Permukaan maternal yang menempel pada rahim, tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian pinggir disebut battledore plasenta. Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti piringan datar.
berbentuk mirip gumpalan hati mentah. Permukaan maternal yang menempel pada rahim, tampak kasar dan berongga. Warnanya merah tua dan terbagi dalam 15-20 tonjolan cotyledon, yang merupakan villi atau tonjolan berbentuk jari. Permukaan fetus amat lembut, dengan tali pusar biasanya terdapat di bagian tengah. Bila tali pusar di bagian pinggir disebut battledore plasenta. Plasenta yang sudah dewasa, berbentuk seperti piringan datar.
Beratnya sekitar 500 gram, diameternya 20 cm
(8 inci) tebal
bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran janin. Plasenta mempunyai dua komponen yaitu bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis dan bagian janin yang dibentuk oleh korion frondosum. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah, maka disebut Plasenta Previa.
bagian tengahnya 2,5 cm (1 inci). Ukuran dan berat plasenta disesuaikan dengan ukuran janin. Plasenta mempunyai dua komponen yaitu bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis dan bagian janin yang dibentuk oleh korion frondosum. Plasenta biasanya berada pada bagian atas rahim, tapi bila terdapat di bagian bawah, maka disebut Plasenta Previa.
Tugas-tugas plasenta, plasenta memiliki empat fungsi :
a. Berfungsi
mengirimkan gizi dan oksigen dari darah ibu pada janin.
b. Membawa
karbondioksida dan sisa-sisa pembuangan janin kembali ke darah ibu.
c. Membentuk
penahanan untuk infeksi dan obat-obatan tertentu. Tapi virus rubella dan aspirin dosis tinggi dapat
menembus pertahanan plasenta. Antibodi dari darah ibu juga dapat menembus
plasenta dan memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu sesaat setelah
persalinan.
d. Mengeluarkan
hormon, terutama human chorionic gonadotrophin (HCG), progesteron dan oestrogen.
Hormon-hormon yang di hasilkan oleh plasenta
Plasenta menhasilkan
hormone-hormon sebagai berikut :
a. Sintesis hormon meliputi :
Human chorionic gonadoptropin
(hCG), human plasental lactogen (hPL).
b. Hormon-hormon protein :
Chorionic adrenocorticotropin
(CACTH), chorionic tyrotropin (CT), relaksin, parathyroid hormone related
protein (PTHrP), growth hormone variant (hGH-V).
c. Hormon-hormon peptide : Neuropeptide-Y (NPY), inhibin
dan aktivin.
d. Hypothalamus-like Releasing hormone (GnRHP)
Gonadoptropin-releasing hormone
(GnRH), corticotropin releasing hormone (CRH), tyrotropin-releasing hormone
(cTRH).
e. Hormon steroid : Progesteron, estrogen
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu pembuahan dalam rangka melanjutkan
keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam
rahim, dan selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin
seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan. Lamanya hamil adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan, 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir (HPHT).
Kehamilan merupakan mata rantai yang
bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi) pada uterus pembentukan plasenta, dan
tumbuh kembali hasil konsepsi sampai aterm.
Komentar
Posting Komentar