PENYAKIT MALARIA
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Siapa tak kenal
makhluk bernama nyamuk?Serangga yang satu ini pasti sangat dikenal oleh
manusia.Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup berdampingan, bahkan
nyaris tanpa batas.Hanya sayangnya, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan
dalam makna positif, yakni terciptanya simbiosis mutualisme yang saling
menguntungkan.Yang terjadi, kehadiran nyamuk dianggap mengganggu kehidupan umat
manusia.Meski jumlah nyamuk yang dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada
jumlah manusia yang meninggal karena nyamuk, perang terhadap nyamuk seolah
menjadi kegiatan tak pernah henti yang dilakukan oleh manusia.
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah
Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang
memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan
manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu
antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian.
Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria
adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat
rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat
berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan
musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
1.2
Rumusan Masalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah:
1.
Pengertian penyakit
malaria.
2.
Menjelaskan tanda dan gejala malaria.
3.
Menjelaskan
jenis plasmodium dan jenis malaria.
1.3
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari makalah
ini sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian malaria.
2.
Untukmengetahui jenis plasmodium
3.
Untuk mengetahui proses kehidupan plasmodium.
4.
Untuk mengetahui siklus hidup plasmodium pada tubuh manusia.
5.
Untuk mengetahui jenis malaria
6.
Untuk menguraikan tanda dan gejala malaria.
7.
Untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang carapencegahan
penyakit malaria.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah:
1.
Merupakan
sumbangan ilmiah bagi dunia kesehatan dan diharapkan memberikan manfaat bagi
masyarakat umum.
2.
Sebagai
tambahan pengetahuan bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
parasit
(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan Area (udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).
(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal (buruk) dan Area (udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat
bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai
dengan demam, anemia dan splenomegali.
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat
maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / protozoa genus
plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan
oleh nyamuk anopeles betina ditandai dengan demam, muka nampak pucat dan pembesaran
organ tubuh manusia, (WHO. 1981).
2.2
Jenis Plasmodium
Ada empat jenis
Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu sebagai berikut ::
1.
Plasmodium falcifarum,yang menyebabkan malaria tropika dan dapat pula
disebut sebagai malaria tertiana, yang dapat menimbulkan malaria otak dengan akibat penderita
menjadi gila atau meninggal dunia bila tidak segera diobati,demam terjadi selam
24 jam.
2.
Plasmodium
vivax, yang menyebabkan malaria tertiana,demam timbul teratur tiap 48 jam
sekali,siang atau sore.
3.
Plasmodiu malariae,yang
menyebabkan malaria quartanu,demam muncul setiap hari ke
empat atau 72 jam sekali.
4.
Plasmodium
ovale,menyebabkan malaria ovale dengan gejala mirip malaria
vivax. Malaria ini merupakan jenis ringan dan dapat sembuh sendiri
Malaria juga melibatkan proses perantara
yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan rosper definitif yaitu nyamuk
anopheles.
2.3
Proses Kehidupan Plasmodium
Sebagaimana makhluk hidup lainnya,
plasmodium juga melakukan proses kehidupan yang meliputi: Pertama, metabolisme
(pertukaran zat). Untuk proses hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat
makanan dari hemoglobin sel darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan
sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa
dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.
Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ini adalah perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk,
ukuran, warna, dan sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan
sifat morfologi dari suatu stadium parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap
proses membutuhkan waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada
sediaan darah dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan
dengan jam siklus perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar
morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang
berbeda.
Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak
dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu
(pseudopodia). Pada Plasmodium vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat
yang berupa kepingan-kepingan sitoplasma.Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai
bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
Keempat, berkembang biak. Berkembang
biak artinya berubah dari satu atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru. Ada
dua macam perkembangbiakan sel pada plasmodium, yaitu :
a.
Pembiakan
seksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh
nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametosit (sel jantan) dan
makrogametosit (sel betina) terhisap vektor bersama darah penderita, maka
proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini
akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya
menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal
dalam kelenjar ludah vektor.Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit
sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas
ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan
lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies plasmodium adalah berbeda,
yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 30-40 butir dan
siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium falsifarum:
jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni selama
10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir
dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.
b.
Pembiakan
aseksual.
Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh
manusia melalui proses sizogoni yang terjadi melalui proses pembelahan sel
secara ganda. Inti troposoit dewasa membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya
sampai batas tertentu tergantung pada spesies plasmodium.Bila pembelahan inti
telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan
terjadilah sel baru yang disebut merozoit.
Kelima, reaksi terhadap
rangsangan.Plasmodium memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari
luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk mempertahankan diri seandainya
rangsangan itu berupa ancaman terhadap dirinya.Misalnya, plasmodium bisa
membentuk sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria yang
digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses pertumbuhan dan pembiakan
aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka dikenal ada tiga tingkatan
(stadium) plasmodium yaitu:
a.
Stadium
tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.
b.
Stadium
sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.
c.
Stadium
gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.
Oleh karena dalam setiap stadium terjadi
proses, maka dampaknya bagi morfologi parasit juga akan mengalami perubahan.
Dengan demikian, dalam stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur
yaitu: tropozoit muda, tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon
muda, sizon tua, dan sizon matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.
Untuk sizon berproses berawal dari sizon
dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit dan bertebaran dalam plasma darah.
Merozoit kemudian menginvasi sel darah merah yang kemudian tumbuh menjadi
troposoit muda berbentuk cincin atau ring form. Ring form tumbuh menjadi
troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit dewasa. Selanjutnya berubah
menjadi sizon muda dan sizon dewasa.Pada saat menjadi merozoit-merozoit, sizon
dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi merozoit-merozoit baru.Di sini
dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk kembali ke sizon lagi, disebut
satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya merozoit dari satu sizon dewasa,
tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada plasmodium falsifarum:
jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 32 dan lama siklusnya
24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga kepadatan troposoit pada
darah sangat tinggi.
Plasmodium vivax: jumlah merozoit di
dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16 dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi
rendah dan lebih lambat, sehingga kepadatan troposoitpada darah sering rendah.
Plasmodium malariae: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak
delapan dan lama siklusnya 72 jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih
lambat.Ini mungkin yang menjadi penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.
Akhirnya, karena perbedaan proses
perkembangan, maka masa tunas atau pre paten atau masa inkubasi plasmodium di
dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing spesies lamanya berbeda. Plasmodium
falsifarum
selama 9-14 hari, Plasmodium vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae
18 hari.
2.4
Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia
Ketika nyamuk anopheles betina (yang
mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar
ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya
parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium
ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang
masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium
eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang
sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.
Sebagian besar Merozoit masuk kembali
ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap
untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di
tubuh nyamuk (stadium sporogoni).Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan
antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang
disebut zigot.Zigot berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung
nyamuk berubah menjadi ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar
sporozoit yang berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke
manusia.
Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium
ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit
yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan
tetapi tertanam di jaringan hati disebut hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang
menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila
suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu
lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim hujan), hipnosoit dalam
tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari sel hati ke
eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali gejala
penyakit. Misalnya 1 sampai
2 tahun sebelumnya pernah menderita
Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami
kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang
bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan,
akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.
Pada Plasmodium falciparum serangan
dapat meluas ke berbagai organ tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di
otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria
berat atau komplikasi. Plasmodium Falcifarum dalam jaringan yang
mengandung parasit tua, bila jaringan tersebut berada di dalam otak,
peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita malaria berat, sering tidak
ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami
sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-50% hampir
semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis
(sekuele) pada orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi sekuel.
2.5
Jenis Malaria
Penyakit ini memiliki empat jenis dan
disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Jenis malaria itu adalah:
a.
Malaria
tertiana (paling ringan), yang disebabkan Plasmodium vivax dengan gejala demam
dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat
terjadi selama dua minggu setelah infeksi).
b.
Demam rimba
(jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan plasmodium falcifarum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria.
Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma,
mengigau dan kematian.
c.
Malaria
kuartana yang disebabkan Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama
daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak
terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala itu kemudian
akan terulang lagi tiap tiga hari.
d.
Malaria
pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat
mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.
2.6
Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daerah yang endemis malaria tanda yang dapat ditemukan adalah :
1.
Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat
pecahnya skizon matang (sporulasi) pada malaria tertiana (P. Vivax dan P.
Ovale). Pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke
3, sedangkan malaria kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan
periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan beberapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium,
yaitu menggigil (15 menit – 1 jam), puncak demam (2 – 6 jam), dan tingkat
berkeringat (2 – 4 jam). Demam akan mereda secara bertahan karena tubuh dapat
beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respon imun.
2.
Splenomegali
Merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongeori menghitam
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat
yang bertambah.
3.
Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling kerap adalah
anemia karena P. Falciparum. Anemia disebabkan oleh :
·
Penghancuran eritrosit yang berlebihan.
·
Eritrosit normal tidak dapat hidup lama.
·
Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritrosit dalam sum-sum
tulang belakang.
·
Ikterus
Disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.
Gejala serangan
malaria pada penderita yaitu:
a.
Gejala
klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non endemis
malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau yang pertama kali
menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme, yang terdiri dari tiga
stadium berurutan:
·
menggigil
(selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam eritrosit dan keluar
zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.
·
demam
(selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan suhu badan
sekitar 37,5-40°C, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5 ℅) suhu meningkat
sampai lebih dari 40 °C.
·
berkeringat
(selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat gangguan metabolisme
tubuh sehingga produksi keringat bertambah. Kadang-kadang dalam keadaan berat,
keringat sampai membasahi tubuh seperti orang mandi. Biasanya setelah
berkeringat, penderita merasa sehat kembali.
b.
Gejala
malaria dalam program pemberantasan malaria yaitu :
·
Demam.
·
Menggigil.
·
Berkeringat.
·
Dapat disertai dengan gejala lain: Sakit kepala, mual dan muntah.
·
Gejala khas
daerah setempat: diare pada balita, nyeri otot atau pegal-pegal pada orang
dewasa, pucat dan menggigil-dingin pada orang dewasa.
c.
Gejala
malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas dengan
disertai salah satu gejala di bawah ini:
·
Gangguan
kesadaran (lebih dari 30 menit).
·
Kejang,
beberapa kali kejang.
·
Panas
tinggi diikuti gangguan kesadaran.
·
Mata kuning
dan tubuh kuning.
·
Perdarahan
di hidung, gusi atau saluran pencernaan..
·
Jumlah
kencing kurang (oliguri).
·
Warna urine
seperti tua.
·
Kelemahan
umum (tidak bisa duduk/berdiri).
·
Nafas sesak.
d.
Kadar darah
putih, leukosit, cenderung meningkat. Jika tidak segera diobati biasanya akan
timbul jaundice ringan (sakit kuning) serta pembesaran hati dan limpa.
e.
Kadar gula
darah rendah.
f.
Jika
sejumlah parasit menetap di dalam darah kadang malaria bersifat menetap.
Menyebabkan penurunan nafsu makan, rasa pahit pada lidah, lemah, sertai demam.
Gejala malaria berdasarkan jenis malaria antara lain:
Gejala malaria berdasarkan jenis malaria antara lain:
a.
Gejala
Malaria Vivax dan Ovale.
Gejala yang terlihat sangat samar :
berupa demam ringan yang tidak menetap, keringat dingin, dan berlangsung selama
1 minggu membentuk pola yang khas. Biasanya demam akan terjadi antara 1 – 8
jam. Setelah demam reda, pengidap malaria ini merasa sehat sampai gejala susulan
kembali terjadi.Gejala jenis malaria ini cenderung terjadi setiap 48 jam.
b.
Gejala
Malaria Falcifarum.
Gejala awal adalah demam tinggi, suhu
tubuh naik secara bertahap kemudian tiba-tiba turun.Serangan bisa berlangsung
selama 20 – 36 jam, dan penderita mengalami sakit kepala hebat. Setelah gejala
utama meredah, pengidap akan merasa tidak nyaman.
c.
Gejala
Malaria Malariae (quartana).
Suatu serangan seringkali dimulai secara
samar-samar.Serangannya menyerupai malaria vivax, dengan selang waktu setiap 72
jam.
2.7
Pencegahan
Menjaga kebersihan lingkungan tempat
tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk
yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh
kesadaran masyarakat setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari
gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan cara :
1.
Menggunakan
kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan kelambu
berinsektisida.
2.
Mengolesi
badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).
3.
Menggunakan
pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.
4.
Memasang
kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
5.
Letak
tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.
6.
Mencegah
penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.
7.
Membersihkan
tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.
8.
Hindari
keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta
genangan air.
9.
Membunuh
jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan
air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik.
10.
Melestarikan
hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang pantai.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Malaria adalah penyakit yang disebarkan
melalui perantara nyamuk anopheles. Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit
yang bersel tunggal yang terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :
a. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna.
b. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna.
c. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.
d. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna
yang berat, progresif dan biasanya fatal.
Agar kita terhindar dari penyakit ini,
hendaknya kita melakukan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk
Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan menggunakan obat dan ada juga yang
tanpa obat.Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu
langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari
ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat setempat.
Komentar
Posting Komentar